Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Memetik Hikmah Dalam Memaknai Puasa Tarwiyah

Gambar
Memetik Hikmah Dalam Memaknai Puasa Tarwiyah  Oleh : Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA Kepada seluruh sahabat selamat menjalankan puasa Tarwiyah hari ini. Kedudukan Tarwiyah Sebagai Puasa Dihari Yang Berkah Allah Swt berfirman : وَالشَّفْعِ وَالْوَتَرِ  "Demi bilangan yang genap dan yang ganjil." Dalam ayat ini kata Tarwiyah tidak disebutkan dalam dzahirul ayat, yang ditampilkan di sini adalah pemaknaannya yang majazi pada pelekatan makna redaksi yang tersirat. Seperti yang dijelaskan oleh Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi Asy-Syafi'i Rahimahullah dalam karyanya yang monumental Mafatihul Ghaib J. 1 hal. 197 : والشفع والوتر، قال عنه إبن عباس بأن الشفع التروية وعرفة والوتر يوم النحر يوم خص بكثرة الرحمة وسعة المغفرة. "Ibnu 'Abbas RA mengungkapkan kata Asy-syaf'i pada ayat ini untuk dua hari istimewa yakni hari Tarwiyah 8 Dzulhijjah dan hari 'Arafah 9 Dzulhijjah . Sedangkan kata Al-Watar diidentikkan untuk hari raya nahar atau qurban (berikut dengan

Sunda Wiwitan Takkan Kita Biarkan Sendirian, Salam Hormat Buat Pembelaan PDI Perjuangan

Gambar
Sunda Wiwitan Takkan Kita Biarkan Sendirian, Salam Hormat Buat Pembelaan PDI Perjuangan  Author : Ust. H. Miftahul Chair, S.Hi. MA Aksi yang dilakukan dengan membawa massa untuk melakukan penyegelan terhadap bakal makam pangeran Djatikusumah pada kepercayaan Masyarakat Adat Karuhun (Akur) Sunda Wiwitan di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, ibarat main keroyok merupakan aksi yang sangat buruk untuk toleransi keberagamaan dan sangat disesalkan. Saya mengecam keras perbuatan tersebut. Apalagi aksi ribuan massa dari ormas itu melibatkan pemerintah setempat hingga tokoh agama Islam, sungguh hal yang memalukan bahkan memilukan, menyesakkan bahkan merisakkan kepercayaan orang lain yang dilindungi undang-undang.  Penghayat Kepercayaan diakui secara sah oleh negara melalui Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tertuang dalam Pasal 28E ayat (2) dan Pasal 29 ayat (2). Bahkan berkat upaya pemerintahan Jokowi yang komprehensif penganut

Biografi Singkat Ustadz Miftah Cool

Gambar
Biografi Ringkas Ustadz Miftah Cool  Ulama yang juga seorang penulis produktif dilahirkan pada hari senin, 25 Februari 1985. Menggunakan nama sebutan Ustadz Miftah Cool untuk menjadi penyejuk pada siapa pun. Mendapatkan gelar dari UIN Sumatera Utara yaitu sarjana hukum Islam (S.Hi) dari fakultas Syariah Jurusan Perbandingan Hukum & Mazhab. Lalu S2 dari UIN Sumut dengan gelar Master of Art (MA). Sejak lahir diadzankan, dan yang mengadzankan beliau waktu itu seorang dokter. Nama beliau diberikan oleh seorang ulama besar di Langkat Besilam yang bernama Syeikh Faqih Wahabi Arsyad Al-Hajj yakni "Miftahul Chair" artinya kunci kebaikan.  Sejak kecil Ustadz Miftah Cool dimadrasahkan sampai 6 tahun, belajar ilmu nahwu, sharf, aqidah akhlak, akhlaqu lil baniin, fiqhul wadhih, bahasa Arab, dll dengan guru-guru alumni pesantren Mushtafawiyah Purba Baru. Lalu tamat SD masuk ke Madrasah Tsanawiyah atau setingkat SMP. Untuk menajamkan bahasa Arab, Ustadz Miftah kursus bahasa

Kitab Suci Itu Rumit & Afektif

Gambar
Kitab Suci Itu Rumit & Afektif Kitab suci itu seperti kita membaca buku operasi (bedah). Kedua-duanya boleh dibaca tapi tidak sembarangan dipraktekkan. Karena dalam kitab tersebut ada cerita masa lalu dan hukum masa lalu. Sembarangan comot ayat itu berbahaya apalagi ayat-ayat yang butuh penafsiran yang kompleks.  Saya setiap membawa ayat-ayat dari Alquran, saya selalu berupaya menyertakan tafsir dari para ulama terdahulu seperti Tafsir Al-Quthubi, Jami'ul Bayan Fi Ta'wilil Quran, Tafsir Al-Baidhawi dll, menganalisanya lalu memilih tafsir yang lebih memanusiakan manusia dan sesuai dengan relevansial zaman supaya tetap uptodate.  Tak bisa asal comot atau ambil ayat lalu dibagikan. Tidak semudah itu Alquran digunakan. Allah menurunkan Alquran agar manusia mendayagunakan akalnya secara optimal. Lagi-lagi kemampuan dalam menggunakan akal tidaklah diberikan kepada semua orang sekaligus. Semua ada tahapan-tahapannya. Timbulnya penafsiran hingga terjadi multi tafsir, ka

Mewujudkan Dejilbabisasi Di Indonesia & Seluruh Dunia

Gambar
Mewujudkan Dejilbabisasi Di Indonesia & Seluruh Dunia  By. Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA Sudah 6 bulan saya bergabung di grup Fanspage Hijrah Indonesia, saya dan mbak Gayatri Muthari Pimpinan HI serta tokoh-tokoh agama dan masyarakat baik di Jakarta dan menyebar ke seluruh Indonesia. Adapun tujuan dari mendirikan Grup HI ini antara lain, 1. Menyebarluaskan nilai-nilai toleransi antar umat beragama, nilai-nilai Pancasila dengan semangat kebhinekaan dan menolak intoleran, radikalisme, ekstrimisme dan khilafahisme yang dapat merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.  2. Membela hak-hak wanita, menjadikan mereka wanita Indonesia yang berkreatifitas, tidak terkungkung oleh dogma-dogma yang memaksakan sehingga mereka bebas menentukan pilihan hidup mereka, cara berpakaian mereka dan sikap mereka secara bijaksana. 3. Menolak segala bentuk upaya-upaya menjadikan Indonesia ini berpendapat tunggal sehingga mengabaikan pendapat-pendapat yang lebih humanis atau

Filosofi Organ Tubuh Kadrun

Gambar
Filosofi Organ Tubuh Kadrun  By. Ustadz Miftah Cool Mengapa kadrun (kadal gurun) digambarkan Nabi Muhammad Saw sebagai prokem klasik. Mari kita lihat sebahagian organ tubuhnya berikut ini, 1. Lidah kadrun : Lidah kadal yang cenderung mirip ular menunjukkan sifat pembohong atau istilah melayunya tukang "kombur". Omongannya tak bisa dipercaya, selalu menyebarkan bongak & hoak. Orang sering bilang dalam becakap, "dasar kadal kau", artinya lidahnya lebih banyak kedustaan daripada kebenaran.  2. Matanya : Dengan mata yang terlihat sinis, susah melihat orang lain senang, senang melihat orang lain susah. Mata kadrun juga menunjukkan orang yang sok hebat tapi gampang dibabat.  3. Kakinya : Dengan model merayap dan mengangkang ketika berjalan, lebih pada kebiasaan yang suka ngintip dan suka hal-hal yang berbau perkangkangan alias kesenangan pada selangkangan atau slengki. Jadinya yang banyak dibahas kalau nggak "kintil" pasti "pipik". 4. K

Keluarga Presiden Jokowi Jadi Kepala Daerah, Why not!

Gambar
Keluarga Presiden Jokowi Jadi Kepala Daerah, Why not! Oleh : Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA "Politik dinasti dalam persepsi rival-rival politik terhadap keluarga Presiden Jokowi yang menjadi calon pemimpin daerah saya rasa hal yang terlalu berlebihan dalam memframingnya. Demokrasi memberikan kebebasan seluas-luasnya dan sepuas-puasnya bagi keluarga Presiden untuk menjadi pemimpin di suatu wilayah atau daerah. Dalam agama juga tidak ada masalah selama ia memang memiliki kualifikasi, kualitas dan kredibilitas yang mumpuni lagi memiliki sisi kebaikan rohani.  Rasulullah Saw menempatkan orang-orang yang expert untuk menangani suatu problem dan mampu menyelesaikan segala sesuatu yang tumpet, mumet, mampet, dan ribet adalah yang layak menjadi seorang pemimpin.  Nabi Muhammad Saw sendiri memposisikan Ali bin Abi Thalib yang merupakan sepupu terbaik beliau dalam jabatan kenegaraan yang strategis pada saat Nabi menjadi Presiden (khalifah). Bisa dikatakan Ali adalah menteri pendidika

Humorized Ustadz Miftah : Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Gambar
Humorized Ustadz Miftah : Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu Seorang anak yang sedang asyik mendengarkan ceramah seorang ustadz berkata bahwa surga di bawah telapak kaki ibu. Sontak membuat seorang anak terkejut.  Dia langsung bergegas ke rumah melakukan investigasi. Dia lihat ibunya sedang tidur. Diperiksanya kaki ibunya yang kebetulan pada saat itu sedang pake sarung, Anak (celoteh dengan suara berbisik) : "Kata ustadz surga ibu di kaki, ku cek-cek kog gak ada surga itu ya. Oh! Barangkali di betis. Tapi kog gak ada juga ya. Mungkin! Di paha kali ya. Tapi kog gak ada juga ya." Anak tersebut penasaran, dia angkat dan dia singkap sarung ibunya, dan dia terkejut kedapatan ibunya gak pake kolor. Dia pun ditabok ibunya, sambil ngomel,  Ibu : "Bangsat kau nak! Ngapain kau porak-porandakan sarung ibu nak?" Anak : "Kata ustadz surga di bawah kaki ibu, jadi ku cari dari kaki hingga ke situ bu." Ibu : "Ini bukan surgamu nak tapi surga bapakmu. Digibal

PBNU Dalam Bingkai Kerjasama Dengan Telkomsel

Gambar
PBNU Dalam Bingkai Kerjasama Dengan Telkomsel  Akhirnya PB. Nahdlatul Ulama digandeng oleh Telkomsel untuk menebarkan mauidzhah hasanah atau nasehat keagamaan yang berhubungan dengan ke-Indonesia-an. Dengan kerjasama ini maka harapan saya dan kita semua,  1. Dakwah Islam Nusantara dapat dikemas dengan baik dan merata disampaikan karena Islam Nusantara adalah Islam yang rahmatan lil alamin, Islam agama kasih sayang. 2. Paham-paham kadrun dapat disingkirkan. Yakni radikalisme atau terorisme dapat difilterisasikan sehingga memperkuat NKRI. 3. Ceramah-ceramah yang sejuk bisa terus disosialisasikan dan disebarluaskan sehingga mengademkan ibu pertiwi dan menambah keimanan dalam mencintai tanah air Indonesia.  4. Nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme yang terbangun dalam semangat Pancasila dan kebhinekaan dapat terus terlestarikan. 5. Menghargai keragaman dan menghormati keberagamaan dalam perbedaan dapat terus tercipta pada setiap sendi-sendi kehidupan yang arif dan berkebangs

Saya & Gus Miftah Berbeda Orang, Sama Pada Nama & Arah Berjuang

Gambar
Saya & Gus Miftah Berbeda Orang, Sama Pada Nama & Arah Berjuang  Author : Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA Ucapan yang tiada terhingga kepada Ustadz Drs. H. Syaz Marpaung (Saiful Azhar) dari Batu Bara Sumut yang telah membuat tulisan dahsyat yang memperjelas identitas saya bahwa saya bukan Gus Miftah yang dipersangkakan sebagian kecil warga netizen. Saya putra asal Melayu Langkat sedangkan Gus Miftah Maulana Habiburrahman adalah Putra asal Tanah Jawa. Saya dan Gus Miftah memiliki sebahagian besar persamaan dalam mengkonsepsi dakwah Islam yang sejuk, ramah atau populer dengan dakwah Islam berkasih sayang dan itu merupakan aksioma dari Islam di Nusantara. Selain itu pula kami memiliki aksentuasi dakwah yang berurat dan berakar pada nilai nasionalisme, patriotisme dan bhinekaisme yang menghargai perbedaan dan mencegah sekat-sekat perbedaan.  Kami tidak ingin Indonesia ini dirongrong oleh paham-paham ekstrimis, wahabis, terorisme apalagi khilafahisme. Sekali Pancasila tetap Pa

Tampilan Animasi Anak Cewek Berjilbab Di Hari Anak Nasional, TVRI Dikecam & Dihujat Netizen

Gambar
Tampilan Animasi Anak Cewek Berjilbab Di Hari Anak Nasional, TVRI Dikecam & Dihujat Netizen  Akhirnya TVRI menyadari kekeliruannya, karena menampilkan gambar kartun anak di hari anak nasional yang tidak mewakili dan merepresentasikan anak Indonesia secara umum. Tadinya yang ditampilkan animasi anak yang menggunakan jilbab berwarna merah, tentunya pakaian jenis seperti ini mencerminkan anak-anak Timur Tengah tempo dulu.  Padahal anak-anak Arab Saudi saat saya ke tanah suci dahulu tidak memakai jilbab, demikian yang wanita remaja dan dewasa juga banyak tampil tidak mengenakan hijab/jilbab.  Setelah mendapat kritikan pedas dan kecaman dari netizen, TVRI pun langsung mengubah kartun tersebut menjadi gambar anak Indonesia yang sedang menggunakan baju adat madura tanpa mengenakan jilbab lagi seperti yang saya kutip dari media indozone. Orang-orang tua kita dahulu, nenek kita terdahulu tidak mengenakan tutup kepala seperti jilbab merupakan cara berbusana yang sudah lazim dan b

Jilbab Tidak Wajib Bagi Wanita Islam

Gambar
Jilbab Tidak Wajib Bagi Wanita Islam By. Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA Kunjungi dan subscribe channel youtube saya di https://youtu.be/rlUn5h_lhx0

Nasihat Pahlawan Buddha Jenderal Gatot Subroto

Gambar
Nasihat Pahlawan Buddha Jenderal Gatot Subroto  By. Ust. H. Miftahul Chair, S.Hi. MA. Gambar dari @QUOTE.PAHLAWAN "Salah satu pahlawan nasional kita yang beragama Buddha ialah Jenderal Gatot Subroto pernah berkata : "Jagalah namamu, jangan sampai disebut pengkhianat bangsa."  Sebuah ungkapan yang bagus, artinya jangan sampai menjadi pengkhianat NKRI, seperti mencoba mendirikan negara khilafah dan menyebarkan paham khilafahisme, itu adalah pengkhianat. Atau menyebarkan terorisme dan radikalisme dengan cara memanipulasi agama, menipu kaum-kaum awam untuk menghancurkan ideologi bangsa yakni Pancasila, itu adalah pengkhianat. Mungkin juga ingin mendirikan negara Islam di bumi pertiwi ini, atau apalah istilahnya seperti NKRI bersyariah, Islamisme yang salah kaprah, wahabisme atau mendirikan negara agama, itu sama halnya mengkhianati pendiri bangsa ini, itu pun pengkhianat. Sebagai seorang kesatria yang memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme, jaga nama Indo

3 Jenis Kematian Wanita Pada Saat Melahirkan

3 jenis kematian wanita pada saat melahirkan By. Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA 1. Meninggal pada saat janin masih berada di perut ibunya atau yang kita istilahkan keguguran. Wanita yang meninggal seperti ini mati syahid. Berdasarkan sebuah hadits, Rasulullah Sayyidina Muhammad Saw bersabda, الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ Maknanya : “Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh di jalan Allah: Orang yang mati karena wabah, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena ada luka parah di dalam perutnya, syahid. Orang yang mati sakit perut, syahid. Orang yang mati terbakar, syahid. Orang yang mati karena tertimpa benda keras, syahid. Dan wanita yang mati, sementara ada janin dalam kandungannya.” (HR. Abu Dawud). Imam Ibnu Hajar Al-

Ustadz Miftah Teman Baik Ketua DPRD Kota Medan Bapak Hasyim, SE

Gambar
Ngobrol Santai Dengan Ketua DPRD Kota Medan Bapak Hasyim Se Hasyim Wijaya di Hotel Harper By Aston  "Daripada tanda orang-orang yang bahagia, dia memiliki teman-teman yang baik." - Nabi Muhammad Saw.  Cukup lama juga sudah tidak bertemu dengan teman baik saya ini sejak 10 bulan yang lalu. Walaupun kami jarang bertemu tapi tetap selalu mendoakan dan berharap yang terbaik.  Niat-niat yang baik selalu menarik kita untuk bertemu dengan orang-orang yang baik, ini bukanlah hal yang ilusi tapi ini akumulasi hukum alam yang pasti terealisasi.  Imam Abu Thalib Al-Makki dalam karyanya Qutul Qulub mengungkapkan, "Siapa yang dikehendaki Allah kebaikan maka dia dianugerah oleh-Nya teman yang tulus, jika dia lupa diingatkan dan jika dia telah ingat dibantunya teman tersebut." Parahamansha pernah mengatakan, "“There is a magnet in your heart that will attract true friends. Artinya : "Ada magnet di dalam hatimu yang akan menarik teman-teman sejati." Pertemanan kami d

Jidat Hitam Bukan Identik Islam

Gambar
Jidat Hitam Bukan Identik Islam Oleh : Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA Alumni Hukum Islam Pasca Sarjana UIN Sumatera Utara Ada sebahagian kecil umat Islam yang menganggap bahwa orang Islam itu mesti hitam jidat atau keningnya. Sangat disayangkan, keyakinan seperti ini merupakan kekeliruan dalam memahami ajaran Islam secara kaffah. Penyebab utamanya adalah dikarenakan keterbatasan dalil, kurangnya wawasan atau bahkan kesalahan fatal dan kegagalan tingkat tinggi dalam memahami dalil yang ada. Tulisan ini hanyalah sebuah goresan menenteramkan untuk mengingatkan kita selaku umat Islam akan keluhuran ajaran Islam. Bukan bermaksud untuk mencaci atau merendahkan orang yang sudah terlanjur menghitam jidatnya lantaran kebanyakan sujud. Akan tetapi di sinilah letak keluasan hukum Islam yang membahas segala aspek kehidupan manusia dari yang sekecil-kecilnya atau hal yang remeh-temeh hingga hal yang sebesar-besarnya agar kita selamat dunia akhirat.  Pengambilan Akurat Dari Dalil

Khilafah Expired (Say No To Khilafah)

Gambar
NKRI Harga Mati Simbol Demokrasi (Tidak Perlu Adanya Khilafah) Oleh : Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA Alumni Hukum Islam Pasca Sarjana UIN Sumatera Utara Saya tampilkan tulisan saya kembali yang dimuat di Harian waspada Jumat lalu 22 Mei 2015 tentang, bacalah dan renungkan, semoga mendapat ilmu yang berkah dari artikel yang berguna ini. Selamat membaca. Allah Swt berfirman : “Katakanlah Wahai Tuhan Yang Memiliki Kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau Kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki.” (QS. Ali ‘Imran : 26).  Di dalam ayat ini secara gamblang dijelaskan bahwa Allah Swt yang menguasai mutlak segala pangkat atau jabatan yang ada di dunia ini. Allah Swt tidak memberikan sistem khusus ketika seorang hamba menjalankan roda kekuasaan, karena secara prinsipil tugas mulia berupa pemerintahan atau kekuasaan politik itu kondisional, yang ditekankan adalah membangun karakter sehingga manusia tidak hanya menjadi sarjana pe