Sikap Pahlawan yang Menawan

Sikap Pahlawan yang Menawan 
Oleh : Ustadz Miftah Cool 
"Pahlawan itu bukanlah orang yang lari dari medan juang lalu setelah pertempuran usai dia pun pulang. Itu namanya pecundang. Pahlawan itu cinta dengan negaranya dan orang yang jatuh cinta tidak ingin jauh-jauh dengan yang dia cinta."

Kepahlawanan adalah suatu sikap yang membahagiakan. Kalau bahagia di tengah lumbung kebahagiaan itu sih biasa tapi bahagia di tengah derita itu baru pelajaran yang luar biasa.

Sikap pahlawan ini yang harus ada dalam setiap gerak kehidupan, kita belajar bahwa tidak begitu penting dengan kondisi yang terjadi tapi bagaimana kita tetap enjoy menyikapi keadaan yang tak sesuai harapan kita atau kemelut yang melanda. 

Ini seperti yang disampaikan Christropher Reeve, "A hero is an ordinary individual who finds the strength to persevere and endure in spite of overwhelming obstacles." Artinya : Pahlawan adalah individu biasa yang menemukan kekuatan untuk bertahan dan bersabar walaupun menghadapi rintangan yang luar biasa.

Sekarang pahlawan itu ada di mana-mana, tidak lagi di arena pertempuran sengit tapi pahlawan itu ada di keluarga kita, di sekolah, di kantor, di instansi, di udara hingga di luar angkasa. 

Orang yang peduli dengan Anda itu pahlawan, orang yang menyelamatkan orang lain dia pahlawan, orang yang menggunakan hartanya membantu orang miskin itu juga pahlawan. Ibu bapak kita dan guru-guru kita adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang memiliki jasa besar dalam kemajuan dan kesuksesan hidup kita.

Sesuai dengan surat At-Taubah ayat 88,
Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, (mereka) berjihad dengan harta dan jiwa. Mereka itu memperoleh kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Jihad bermakna kesungguhan, tidak dipahami untuk perang secara redaksional tapi apapun perbuatan yang dilandasi dengan semangat ketulusan itu adalah jihad dan sikap kepahlawanan yang harus terus dipupuk dan diwariskan untuk generasi kita mendatang. Imam Al-Zamakhsyari dalam kitabnya Al-Kasysyaf menyatakan apa yang ada pada kesungguhan (jihad) menghasilkan kemenangan dan kebahagiaan, sedangkan apa yang ada pada kemalasan (takhalluf) menimbulkan kecelakaan dan kehancuran).

Hormati para pahlawan dan jadikan sikap dan sifat mulianya sebagai fokus objek untuk mewujudkan cita-cita kita. Karena para pahlawan memiliki pahlawan-pahlawan yang baru yang akan meneruskan perjuangannya dan itu adalah kita.

Pahlawan keluarga adalah ayah dan ibu kita, itu pahlawan terdekat yang mungkin masih hidup atau pun tiada. Perjuangan mereka cukup berat membesarkan kita. Rasulullah Saw menyampaikan sebuah hadits, "Uang yang engkau belanjakan di jalan Allah, uang yang engkau belanjakan untuk memerdekakan budak, uang yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan uang yang engkau belanjakan untuk keluargamu, yang paling agung pahalanya adalah uang yang engkau belanjakan untuk keluargamu." (HR. Muslim).

Selamat Hari Pahlawan 10 November.

Sang Pecinta Kedamaian : Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Palsu (2) Wanita Di Neraka Selama 70000 Tahun Gara-Gara 1 helai Rambutnya Terlihat Lelaki Yang Bukan Mahramnya

Nabi Adam Menggunakan Bahasa Suryani Tidak Bahasa Arab (Bahasa Pertama Di Dunia)

Sunnah Zikir Tahlil Sambil Menggeleng-Gelengkan Kepala