Reinkarnasi Dalam Islam Sangat Memungkinkan

Reinkarnasi Dalam Islam Sangat Memungkinkan 

Penulis : Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA

Sangat memungkinkan sekali dalam Islam adanya reinkarnasi atau reborn yaitu kelahiran jiwa atau fisik kembali. Misalnya dalam Firman Allah Swt,

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِٱللَّهِ وَكُنتُمْ أَمْوَٰتًا فَأَحْيَٰكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Maknanya : "Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (QS. Al-Baqarah ayat 28).

Pada ayat di atas secara general diberitakan bahwa "akan dihidupkan kembali", artinya ada kehidupan berupa migrasi jiwa yang secara konstruktif akan membentuk prosesi perdagingan baru sebagai entitas hukum kealamiahan.

Di dalam ayat lain Allâh juga berfirman :

ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَٱلَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ ٱلَّتِى قَضَىٰ عَلَيْهَا ٱلْمَوْتَ وَيُرْسِلُ ٱلْأُخْرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Maknanya : Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia mengirimkan jiwa tersebut ke sesuatu yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir." (QS. Az-Zumar : 42).

Bila kita renungan ayat di atas, disebutkan mengirimkan jiwa tersebut ke sesuatu yang lain artinya ada entitas atau wujud lain setelah kematian pertama itu sampai pada batas waktu tertentu, jadi ada repitisi kelahiran kembali.

Salah seorang sufi besar, yakni Jalaluddin Rumi dalam kitabnya Al-Misnawi menyebutkan, 

أموت وأنا حجر ثم أغدو نبتاً، وأموت وأنا ثبت ثم أُرفَع إلى مرتبة الحيوان. وأموت وأنا حيوان ثم أُبعَث إنساناً … وأموت وأنا إنسان ثم أعود إلى الحياة ملاكاً … بل سأشرف على الملاك فأغدو شيئاً لم تره عين إنسان، ثم أستحيل بعد ذلك عدماً، عدماً”

Maknanya : "Aku mati sedangkan aku adalah batu, kemudian aku menjadi tumbuhan, dan kemudian aku mati, dan aku mati pada pemosisian sebagai binatang, aku mati dan aku pun menjadi manusia, aku mati kemudian aku kembali ke kehidupan menjadi malaikat, kemudian aku menjadi sesuatu yang mata manusia belum pernah melihatnya, kemudian setelah itu sesuatu yang mustahil aku menjadi tidak ada tidak ada."

Jadi Rumi sendiri meyakini metafora reinkarnasi ini sebagai suatu fakta kehidupan yang sifatnya kontinuitas.

Allah Swt berfirman :

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن طِينٍ ثُمَّ قَضَىٰٓ أَجَلًا ۖ وَأَجَلٌ مُّسَمًّى عِندَهُۥ ۖ ثُمَّ أَنتُمْ تَمْتَرُونَ 

Maknanya : "Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu)." (QS. Al-An'am : 2).

Pada ayat ini disebutkan ada ajal yang lain, tentunya dari nalar kita tidak dipungkiri bahwa ajal yang lain ini, menunjukkan manusia tidak hanya memiliki satu ajal, ada kesinambungan proses pengulangan ajal yang tidak berhenti.

Dalam hadits disebutkan Allah menciptakan Nabi Adam seraut dengan gambaran-Nya. Ini artinya manusia memiliki karakter peng-Ilahi-an di mana karakter tersebut adalah terus ada dan tidak pernah berhenti atau menghilang. Seirama dengan karakter Tuhan, maka manusiapun mengalami mutasi atau regenerasi sebagai follow back karakter ketuhanan tersebut.

والله أعلم بالصواب وإليه المرجع والمآب
_______
#ustadzmiftahcool 

Komentar

  1. Mantab penjelasannya pak Ustad, Just sharing dari yg sy ketahui dr perspektif Buddhisme, bahwa ada perbedaan antara reinkarnasi dan rebirth/punarbhava/tumimbal lahir/proses kelahiran yg berulang2. Dalam reinkarnasi ada sebagian dr entitas sebelumnya yg terendap di alam bawah sadar dan dapat dibangkitkan melalui rangkaian metode, spt pada para Lama di Tibet. Reinkarnasi dapat diprogram oleh individu2 yg batinnya sdh terlatih,dalam meditasi nya mrk (Lama Tibet/Vajrayana dan Bhikkhu2 Mahayana)bisa mentekadkan pikiran mereka akan kemana mrk akan dilahirkan kembali, biasanya krn ada misi yg belum selesai, misalkan dalam penyebaran agama.Karena sejatinya,dalam perspektif Buddhisme proses lahir kembali adalah 'hanyalah' proses berpindah nya kesadaran. Ada kesadaran
    penyambung (Patisandhi Vinyana) yg oleh para Bhikkhu atau Lama yg telah mencapai tingkat kesucian seorang Arahat dpt mengendalikan kesadarannya utk terlahir di mana stlh ia meninggal.Bagaikan org yg mengendalikan titik fokus sinar matahari melalui Kaca pembesar. Sedangkan Rebirth/Punarbhava/Tumimbal lahir adalah proses kelahiran kembali tanpa adanya kesadaran penyambung yg menyertainya. Itu sebabnya banyak diantara kita yg tdk dpt mengingat kehidupan kita yg lampau. lingkaran kelahiran ini terjadi akibat sang mendiang msh / blm bisa memutuskan rantai hukum sebab musabab yg saling bergantungan (Paticca Samupada) pd kehidupan yg sekarang.

    BalasHapus
  2. Belajar lagi terjemah Alquran yg benar...pakai saja terjemah Alquran versi Depag insya Allah tidak akan keliru...kepada pembaca jangan langsung mengamini apa kata Miftah ini...coba cek terjemah surah Azzumar:42 dan Al an'am ayat 2 pada Alquran terjemah Depag itu yg benar...terjemah yg disebut dlm tulisan ini dipaksakan agar sesuai dgn alur pikirannya....taubatlah saudaraku...jangan mengada ada...dosa besar merubah AYAT2 Allah sesuai dgn hawa nafsu...jangan membuat pemahaman yg salah dlm agama ini... nanti diikuti orang ...kita ikut menanggung dosanya....taubatlah saudaraku....taubatlah....Wallahu a'lam...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Palsu (2) Wanita Di Neraka Selama 70000 Tahun Gara-Gara 1 helai Rambutnya Terlihat Lelaki Yang Bukan Mahramnya

Nabi Adam Menggunakan Bahasa Suryani Tidak Bahasa Arab (Bahasa Pertama Di Dunia)

Sunnah Zikir Tahlil Sambil Menggeleng-Gelengkan Kepala