CEMIL (Ceramah Ilmiah) : Hormati Benderamu

CEMIL (Ceramah Ilmiah) : Hormati Benderamu

Saksikan CEMIL setiap malam senin jam 8 malam dan dapat dilihat di channel youtube saya, ketik : Ustadz Miftah Cool

Prakata : "Biar mulutmu teriak sampai tekoyak tapi jangan pernah ridha bila merah putihmu dikoyak."

Terimakasih dan semoga bermanfaat.
_________
#ustadzmiftahcool

Simak kelengkapan uraian pada video yang disajikan ini dalam bentuk tulisannya,

Assalamu'alaikum wr. wb. 

Salam nusantara, 

Jumpa lagi bersama saya Ustadz Miftah di Cemil, Ceramah Ilmiah. Kali ini saya ingin menyampaikan tema tentang "Hormati Benderamu", karena kita melihat ada video beredar kemarin itu. Merobek bendera, dan membakar sang saka merah putih. 

Itu sebuah perbuatan yang zalim, sebuah perbuatan yang menunjukkan pengkhianatan terhadap negara karena bendera itu adalah simbol. Di zaman Nabi Muhammad juga bendera itu adalah simbol, simbol suatu pertahanan, simbol kemenangan. 

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari itu, sahabat begitu mati-matian memegang bendera dari mulai Zaid, hingga kemudian Khalid bin Walid akhirnya mereka dapat memenangkan, mampu mempertahankan bendera dalam genggaman. 

Dalam riwayat Abi Ya'la, Rasulullah bersabda,

إن الله أكرم هذه الأمة بالألوية

"Sesungguhnya Allah menghormati, memuliakan bangsa ini dengan bendera-bendera." 

Hadis ini walaupun tidak begitu kuat, tetapi dalam praktek kenyataannya, faktanya semua negara memiliki bendera-bendera yang khas dengan designnya yang khas, dan mereka juga menghormati bendera-bendera. 

Jadi, menghormati bendera itu bukan persoalan akidah, menghormati bendera itu bukan persoalan sakralitas, bukan sentimentil. 

Kata Wilson : "The flag is embodiment not sentiment but a history." - Bahwa bendera itu adalah pengejawantahan, bukan sentimentil yang selalu harus dibawakan ke perasaan bahwa itu adalah sakral, bahwa itu adalah semacam ibadah, tidak sampai seperti itu. But a history, tetapi bendera itu adalah sebuah sejarah. Sejarah tentang perjuangan, kita Indonesia sendiri merah putih. Merah artinya darah, putih artinya tulang. Sebuah ketulusan warna putih dan warna merah simbol pengorbanan. 

Makanya ada dalam lagunya itu, 

"Indonesia, merah darahku... Putih tulangku..." 

Itu sebuah lagu nasionalisme yang syarat dengan patriotisme, yang memunculkan jiwa-jiwa heroik untuk kita dan generasi muda selanjutnya. Oleh sebab itu, jadi jangan keburu kita menyatakan sesat bahwa menghormati bendera merah putih, ada yang nggak mau menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, bahkan ada yang tak mau ikut upacara. 

Pemerintah harus tegas dalam masalah ini, harus kita satukan nilai-nilai nasionalisme, nilai-nilai kebangsaan ini agar jangan ada peluang atau ruang bagi para pengkhianat, pemberontak untuk menggerogoti negara ini. 

Syeikh Athiyyah Saqar, seorang ulama al-Azhar dalam kitab Fatawa Al-Azharnya menyatakan, 

فتحية العلم بالنشيد أو الإشارة باليد فى وضع معين إشعار بالولاء للوطن

"Menghormati bendera itu, dengan menyanyikan lagu kebangsaan atau (sikap hormat) isyarat dengan tangan maka itu menunjukkan (isy'ar) ya sebagai tanda rasa kesetiaan terhadap tanah air. Jadi, bendera itu hanyalah simbol, jadi kita tidak melarikannya kesakralitas atau akidah, itu terlalu berlebih-lebihan. 

Jadi, kita sepakat bahwa merah putih adalah bendera kita. Jadi hormati bendera kita, jaga merah putih kita. Jadikan itu sebagai simbol semangat, simbol optimisme dalam kehidupan kita. 

Jumpa lagi, di cemil-cemil selanjutnya. Kepada semua teman-teman baik saya yang ikut menyaksikannya, saya ucapkan terima kasih, semoga dalam lindungan Allah Swt, semoga selalu dalam kesehatan, semoga dalam keberuntungan dan kesuksesan. 

Wallaahua'lam bishshawaab wa ilaihil marji'u wal ma'aab.

Assalamu'alaikum wr. wb.

Sang Pecinta Kedamaian : Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Palsu (2) Wanita Di Neraka Selama 70000 Tahun Gara-Gara 1 helai Rambutnya Terlihat Lelaki Yang Bukan Mahramnya

Nabi Adam Menggunakan Bahasa Suryani Tidak Bahasa Arab (Bahasa Pertama Di Dunia)

Sunnah Zikir Tahlil Sambil Menggeleng-Gelengkan Kepala