Mengelola Kelelahan Menjadi Kekuatan

Mengelola Kelelahan Menjadi Kekuatan 

Oleh : Al-Ustadz Miftahul Chair Al-Fat, S.Hi. MA
Alumni Perbandingan Mazhab/Hukum Islam Pasca Sarjana UIN Sumatera Utara

 Allah yang Maha Baik berfirman : 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوب

Maknanya : “Dan sesungguhnya telah kami ciptakan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa kelelahan.” (QS. Qaf : 38).

Karya tulisan ini telah disampaikan pada saat mengisi ceramah di PT. Tugu Pratama Indonesia Gedung Mandiri, Lantai 2 Jl. Imam Bonjol No. 16D (Depan Bank Sumut) hari ini, 24 Februari 2016 Pukul 16.00 WIB atas usul dan saran dari jemaah karyawan yang ada. Selamat membaca.

Seorang ayah yang sedang mengalami saat-saat ajalnya yang semakin dekat, memanggil kedua putranya dan berkata : “Anakku, nampaknya waktu ayah di dunia ini tidaklah lama lagi, ayah mengingatkan kepada kalian berdua bahwa ayah meninggalkan harta yang sangat banyak dan gunakanlah untuk melangsungkan kehidupan kalian.” Kedua anaknya menjawab : “Baiklah ayah.” Lalu ayahnya berkata : “Hanya satu pesanku nak, kalau kalian tidur, tidurlah yang senyenyak-nyenyaknya dan kalau kalian makan maka makanlah sepuas-puasnya.” Sang ayah pun menghembuskan nafas terakhirnya dan kembali ke pangkuan ilahi. 

Kedua anak tadi menjalankan pesan ayahnya, anak yang pertama menjalankan pesan ayah dengan cara berfoya-foya, menghabiskan uang warisan untuk makan-makan, minum-minuman keras, melakukan pergaulan bebas dan tidur dalam waktu yang cukup lama. Hidupnya dipuas-puaskan untuk hal-hal yang larut dalam kesenangan semu sehingga si anak mengalami kebangkrutan dan kehancuran yang fatal.

Di sisi lain, anak yang kedua menjalankan pesan ayah, dengan semangat bekerja dan tidak menyia-nyiakan waktu yang terbuang begitu saja. Jedah tidur yang dia lakukan begitu mengagumkan, bangun pagi pun disambut dengan senyum dan energi yang seolah-olah tiada batasnya . Dia mengatur pola makan yang disiplin dan seimbang, hingga akhirnya uang warisan yang diberikan oleh sang ayah bukan malah berkurang tetapi bertambah. Bisnis yang dia jalani pun semakin bersinar hingga mengalami kesuksesan yang gemilang. 

Saudaranya yang bangkrut dan gagal tadi menyaksikan keberhasilan saudaranya itu. Dia berkata : “Apakau kamu menjalankan apa yang ayah kita katakan? Anak kedua pun menjawab : “Iya aku jalankan itu.” Anak pertama kembali bertanya : “Tapi bagaimanakah kau menjalaninya sehingga kau bisa sukses?. Anak kedua tadi pun menerangkan : “ Pesan ayah itu aku simak dengan baik-baik, kala itu ayah berkata : “Kalau kalian tidur, tidurlah yang senyenyak-nyenyaknya.” Aku pahami, tidur yang nyenyak itu adalah tidur setelah berlelah-lelah dari bekerja. Kerja keras menghasilkan kelelahan, dan kelelahan karena bekerja membuat tidur menjadi nyenyak dan bangun pagi pun terasa bahagia. Ayah juga berpesan kalau makan, makanlah sepuas-puasnya. Aku maknai pesan berharga ini, manusia tidak akan merasakan lezatnya makanan sebelum dia terasa lapar. Aku makan saat aku benar-benar merasa kelaparan, dan aku berhenti sebelum terasa kenyang. Sikap seperti ini aku jalankan sehingga apa yang aku makan benar-benar menjadi tenaga dan membuat tubuhku sehat, karena makan terlalu banyak dapat membuat tubuh cepat lelah sehingga malas bekerja dan akhirnya tidur-tiduran saja. 

Dalam kondisi seperti ini aku dapat menikmati hidup dengan sepuas-puasnya karena diberi anugerah kesehatan dan dapat menikmati pekerjaan dengan rasa lelah yang positif. Kata anak pertama : “Berarti ini kesalahanku terbesar, aku telah salah memahami pesan ayah.” 

Kelelahan yang dirasakan manusia merupakan fitrah yang harus dijalani. Kelelahan sejatinya adalah nikmat dari Allah yang harus disyukuri sebagai bagian dari keseimbangan hidup. Dengan lelah manusia dapat menyadari kekurangannya sebagai manusia dan menjaga tubuh dari kerusakan akibat kelelahan yang tidak terkontrol atau tidak termanage dengan baik.
Memahami Lelah Secara Maknawi

Di dalam bahasa Arab lelah ialah at-ta’ab. Di dalam kitab Mu’jam Al-Wasith yang ditulis oleh Majma’ul Lughah Bil Qahirah hal. 43 at-ta’ab bermakna,

التَّعَب والنصيب من كل شَيْء

Maknanya : “Kelelahan itu dampak kelemahan yang bisa datang dari mana saja.”
 
Sedangkan Imam As-Suyuthi salah seorang mujtahid mazhab Syafi’i memaknai kata at-ta’ab dalam kitabnya Jam’iul Hadits jilid 9, hal. 441 adalah,

التعب والفتور فى البدن
 
Maknanya : “Kelelahan adalah kondisi tubuh yang mengalami penurunan energi.”

Kelelahan bisa datang dari segala arah. Idealnya kelelahan itu berasal dari dalam diri manusia, kedatangannya karena ada aktifitas yang rutin dilakukan sehingga tubuh meresponnya sebagai kekuatan yang mesti diistirahatkan. Di rumah, di pasar, di kantor, di sekolah, di perjalanan, lelah sudah menjadi pasangan kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dan dielakkan seperti baut dengan tempatnya. Perasaan lelah dan letih memang penting namun yang jauh lebih penting adalah bagaimana mengolah lelah menjadi suatu keterampilan yang membawa berkah. Efek kelelahan yang baik datang dari aktifitas dan cara membawakannya dengan baik. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah dalam kitabnya Ad-Diwan hal. 3 menyatakan,

سافر تجد عوضا عمن تفارقه ... وانْصَبْ فإن لذيذ العيش في النَّصب

Maknanya : “Lakukanlah perjalanlah niscaya Anda mendapatkan pengganti yang lebih baik melebihi perpisahan karenanya. Dan berlelah-lelah untuk mencapai sesuatu karena sesungguhnya kelezatan hidup ada pada kelelahan.”
 
Kelezatan hidup dari kelelahan sangat logis, karena kehidupan menuntut seorang untuk mencapai segala sukses yang ada di dalamnya dengan kelelahan. Tidak hanya manusia, segala makhluk yang diciptakan Allah memiliki kekhasan lelah yang tersendiri. Hanya manusia yang memiliki keunikan lelah yang tidak tertandingi dari sekian banyaknya makhluk. Dari kelelahan manusia bisa mencapai apa pun yang bernama kesenangan hidup. Semua yang terlihat hari ini, kemajuan teknologi yang dirasakan, kemudahan instan yang menyelubungi dunia berasal dari keringat lelah kehidupan yang pantang menyerah dan tidak mudah surut ke belakang. Pada puncaknya, kelelahan itu menimbulkan perasaan bahagia yang tidak dibuat-buat hingga bibir berucap : “Lelahku hari ini terbayar dengan kesukesanku di masa yang akan datang.”

Jenis-Jenis Kelelahan Yang Mudah Dipahami

Memahami kelelahan seperti memahami kekasih hati yang saling mencintai. Allah Swt menjadikan keadaan manusia dikontrol dengan perasaannya yakni perasaan untuk memahami hubungan yang terjadi antara diri manusia dengan kelelahannya. Cinta manusia yang membawa dirinya untuk memanage kelelahannya menjadi cadangan sumber tenaganya. Untuk itu yang dapat dipahami dari kelelahan bahwa lelah itu sendiri memiliki tiga jenis,

Pertama, Jenis “lughub” Kelelahan yang berkaitan dengan aktifitas manusia. Allah Swt berfirman : 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوب

Maknanya : “Dan sesungguhnya telah kami ciptakan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa kelelahan.” (QS. Qaf : 38).

Aktifitas manusia dipengaruhi oleh intervensi Tuhannya, apa yang dilakukan manusia erat hubungannya dengan perbuatan Tuhannya. Allah menciptakan kehidupan dalam enam masa, ini berarti ada satu hari lagi yang Allah sisakan. Saya menyebutkan ini merupakan ajaran Tuhan tentang “jedah kehidupan”. Bukan berarti Tuhan istirahat seperti manusia, namun hal itu bersifat pengajaran kepada makhluk-Nya bahwa kekuatannya terbatas. Manusia butuh istirahat sebagai jedah kehidupannya untuk mengumpulkan tenaga kembali. Perbedaan manusia dengan Allah Swt ada pada lelah, Allah tidak bisa lelah sementara manusia dihinggapi kelelahan yang berulang-ulang. Sehubungan dengan ini Imam Al-Qusyairi dalam kitabnya Latha’iful Isyarat jilid 7, 303 berkata : 

اللُّغوبُ . وهو صَمَدٌ لا يحدث في ذاته حادث

Maknanya : “Kelelahan itu merupakan tempat sandaran kelemahan yang tidak mungkin terjadi pada Tuhan.”

Inilah yang namanya hidup, manusia bisa lelah karena beraktivitas bahkan bisa juga lelah karena hidup hanya bermalas. Namun pilihan hidup yang paling baik adalah lelah setelah beraktivitas daripada lelah karena bermalas-malasan. Benar yang dikatakan oleh Henry Ward Beecher dalam buku Wisdom Of The Life hal. 35, “Tuhan tidak bertanya pada manusia apakah ia akan menerima hidup. Hidup bukanlah pilihan. Anda harus menjalaninya. Satu-satunya pilihan adalah bagaimana Anda menjalaninya.” 

Oleh karena itu, orang yang bersungguh-sungguh dalam hidup tidaklah mungkin berani menjadikan sumber kelelahannya sebagai pemantik kemalasannya. Dia akan berusaha untuk menepis kemalasan tersebut dengan berpikir jernih bahwa malas hari ini adalah gagal esok hari, jadi bersungguh-sungguhlah, sebagaimana yang dikatakan sebuah pepatah,

اِجْهَدْ وَلاَ تَكْسَلْ وَلاَ تَكُ غَافِلاً فَنَدَامَةُ العُقْبىَ لِمَنْ يَتَكاَسَلُ

Maknanya : “Bersungguh-sungguhlah Anda, janganlah malas dan jangan pula lalai karena penyesalan hanya bisa terjadi karena bermalas-malasan.”

Kedua, Jenis “nashab” kelelahan yang berkaitan dengan rutinitas ibadah
Allah Swt berfirman :

لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِين

Maknanya : “Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” (QS. Al-Hijr : 49).

Lelah dalam pembahasan ini, berkaitan dengan sisi religius atau keagamaan di dalam diri setiap insan. Semua praktek ibadah yang dilakukan umat Islam juga tidak terlepas dari kelelahan untuk melaksanakan dan mencapai keasyikannya. Bedanya kelelahan karena ibadah tidak menjadikannya permanen atau terus bertahan dan bertengger di badan namun semacam ada kekuatan tersembunyi sebagai ganti dari kelelahan tersebut. Solat itu lelah, puasa juga lelah, baca Alquran juga melelahkan, apalagi ibadah haji juga terasa lelah. Jika kelelahan ini menjadi kebiasaan maka manusia akan lebih pandai untuk menetralisir. Kelelahan dalam ibadah bisa juga berdampak pada kemalasan ibadah, hal ini dikarenakan ketidakseriusan atau fokus dan bermain-main dalam ibadah. 

Orang yang kelelahan diibaratkan seperti batrey yang kosong maka salah satu manfaat ibadah adalah mengisi ulang kembali batery untuk melanjutkan aktifitas. Allah Swt adalah sumber kekuatan, siapa saja pun yang mendekati sumber melalui ibadah yang tulus kepada-Nya karena cinta maka dia akan mendapatkan kekuatan dan dia akan memiliki banyak waktu dan cadangan energi untuk menetralisir kelelahannya dalam bekerja dan berkarya untuk mencapai puncak. Terkenang dengan pepatah lama, Kalau Anda menanam padi pasti tumbuh rumput, tapi jangan bermimpi menanam rumput tumbuh padi. Kalau hidup Anda bekerja di dunia ini karena Allah pasti akhirat ikut tapi kalau Anda bekerja hanya untuk dunia saja maka akhirat pun luput.

Orang yang belajar untuk mengatasi kelelahannya menjadi sebuah kebahagiaan sehingga jiwa dan raga bersemangat untuk menjalankan perintah dan larangan-Nya itulah model seorang mu’min sejati. Rasulullah Saw bersabda :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُمَا سَمِعَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلَا نَصَبٍ وَلَا سَقَمٍ وَلَا حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلَّا كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِه

Maknanya : “Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah bahwa keduanya mendengar Rasulullah Saw bersabda : “Tidaklah seorang mu’min yang ditimpa sakit berkepanjangan, kelelahan, sakit biasa, dan kesedihan hingga kegelisahan menghantuinya melainkan Allah Swt akan menghapus kesalahan-kesalahnnya.” (HR. Muslim No. 4670, Al-Baihaqi 9833, Ahmad 11345).

Kelelahan dan pengaruh-pengaruhnya hanyalah bersifat sementara, kelelahan menjadi ganjaran kebaikan yang diberikan Allah Swt di dunia dan di akhirat nanti yang merupakan balasan kelelahan yang paling tinggi. Imam Al-Manawi Asy-Syafi’i dalam kitabnya Faidhul Qadir jilid 5, hal. 537 menjelaskan,

فجميع المصائب الواقعة في الدنيا على أيدي الخلق إنما هو جزاء من الله وكذا ما يصيب المؤمن من عذاب النفس بنحو هم وغم وقلق وحرص وغير ذلك

Maknanya : “Semua Mushibah yang terjadi di dunia ini yang menimpa diri seorang mu’min terhadap dirinya baik itu kegelisahan, kelelahan, kecemasan, luka hati, sungguh semuanya itu menjadi pahala di sisi Allah Swt.”

Ketiga, Jenis "at-ta’ab" yakni kelelahan yang berkaitan dengan fisik.
Rasulullah Saw bersabda :

فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَأْمُرُ جَنَّتَهُ فَيَقُولُ لَهَا: اسْتَعِدِّي وَتَزَيَّنِي لِعِبَادِي أَوْشَكَ أَنْ يَسْتَرِيحُوا مِنْ تَعَبِ الدُّنْيَا إِلَى دَارِي وَكَرَامَتِي

Maknanya : “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan surga lalu Dia berfirman : “Bersiap-siaplah dan berhiaslah demiku untuk hamba-hamba-Ku, karena mereka sedang beristirahat dari kelelahan dunia menuju surga-Ku dan kemuliaan-Ku.” (HR. Baihaqi No. 331).

Kelelahan yang dialami dalam kaitannya dengan aktivitas kehidupan dan rutinitas ibadah ujung-ujungnya berpengaruh kepada fisik. Manusia diciptakan fisik yang dominan untuk lelah atau capek. Semakin baik manusia menormalisasikan kelelahannya maka kekuatannya semakin bertambah-tambah. Namun jika tidak pandai mengatur irama kelelahan ini, bukan pada fisik saja yang berpengaruh tetapi perasaan atau pikiran dapat ikut tertular juga dan ini tingkat kelelahan yang sangat berbahaya. As Hornby dalam bukunya Oxford Advance hal. 907 menjelaskan, “Tired is weary in body or mind or in need of rest. Maknanya : “Kelelahan dapat terjadi pada penurunan kondisi yang berefek pada raga atau pun pikiran dan membutuhkan istirahat.”

Penyebab dan Penanganan Kelelahan

Kelelahan bisa membawa keberkahan dalam hidup atau sebaliknya dapat merusakkannya. Penyebab yang normal pada kelelahan biasanya dan yang normal karena bekerja seharian. Kelelahan ini dapat ditanggulangi dengan istirahat yang cukup. Sebagaimana firman Allah Swt :

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتا

Maknanya : “Dan kami jadikan tidurmu sebagai istirahat.” (QS. An-Naba' : 9).

Kekurangan istirahat dapat menyebabkan kinerja dan semangat belajar menurun dan inilah sumber kelelahan pada umumnya. Ada faktor lain yang menyebabkan seseorang mengalami keletihan tanpa makna, DR. Ibrahim Elfiky dalam kitabnya Al-Mafatihul ‘Asyrah Lin Najah, hal. 51,

أول لصوص الطاقة هو عملية الهضم سوء الهضم فقد تكون وجبة دسمة وذهبت للنوم بعدها مباشرة فقي هذهالحالة يكون الجسم مستيقظا ومنهمكا في هضم الوجبة الدسمة التي أنهكت بها قواه. ثاني لصوص الطاقة القلق عندما تشعر بعدم الامان بالنسبة لأي شيئ متعلق بالعمل فالذي يحدث هو أن طاقتك الفعلية ستقوم بسلب جزء من الطاقة الجسمانية والعاطفية حتي تغدي عملية الفكير وبالتالي تشعر أن طاقتك ضعيفة. ثالث لصوص الطاقة الإجهاد عندما تجهد نفسك أكثر من اللازم ستشعر بالتعب وتشعر بنقص من الطاقة ومادمت طاقتنا هي وقود حياتنا فليلزمنا التركيز عليها

Maknanya : “Yakni pencuri energi,
1. Proses pencernaan yang buruk, ketika Anda makan makanan yang berlemak lalu langsung tidur setelah itu. Dalam kondisi ini tubuh akan sibuk mencerna kandungan lemak yang membuat lelah tubuh,

2. Rasa panik/cemas, ketika Anda merasa tidak nyaman terhadap apa saja yang berhubungan dengan pekerjaan, maka yang akan terjadi adalah energi nyata Anda akan merampas energi fisik dan emosi sehingga merangsang proses berpikir yang akhirnya Anda merasa kelelahan,

3. Kerja yang diforsir, ketika Anda memforsir tenaga Anda melebihi kemampuan Anda akan kelelahan dan kehabisan tenaga. Selama tenaga kita adalah energi hidup maka kita harus merawatnya.”

Kelelahan seperti ini dapat diobati dengan agama dan pemahaman yang benar supaya kelelahan kembali netral dan normal. Di antaranya,

 - Memakan makanan yang bergizi seperti anggur atau buah-buahan segar. Rasulullah Saw bersabda :

كلوا بسم الله نعم الطعام الزبيب يشد العصب ويذهب الوصب ويطفئ الغضب ويطيب النكهة ويذهب بالبلغم ويصفى اللون

Maknanya : “Makanlah dengan mengucapkan bismillah, sebaik-baik makanan adalah buah anggur karena dapat menguatkan urat saraf, menghilangkan lelah, memadamkan api kemarahan, menetralisir bau mulut, membuang lendir yang tidak berguna di badan dan menyegarkan warna tubuh.”(HR. Ibnu ‘Asakir No. 2475).

Kelelahan dapat mendatangkan kemalasan, yang jika tidak diobati maka akan menjadi kebiasaan buruk yang tak tertanggulangi lagi dan ini menjadi kendala hidup yang sulit dikendalikan. Namun jika ada kemauan maka pasti ada jalan mengatasi kelelahan-kelelahan yang memicu ke arah negatif. Tuty Daswisaptri dalam bukunya Rahasia Pengusaha Cerdas dan Mandiri hal. 16 menjelaskan bahwa keadaan seperti ini merupakan gejala kekurangan energi, jadi hati-hatilah dengan makanan yang kita konsumsi. Pastikan bahwa apa yang kita makan adalah makanan yang bergizi tinggi. Perbanyaklah makan buah dan sayur. Minumlah air secukupnya.

 - Bergaul dengan orang-orang yang full energi dan kualitas kerja mereka yang baik. Sikap yang baik atau buruk itu dapat menular jadi pilah dan pilihlah sahabat atau teman yang dapat memberikan kontribusi untuk menyemangati kita dari kelelahan sehingga energi kita tidak terbuang sia-sia. Di dalam kitab Al-Hikam Al-Ghautsiyah, Imam Ibnu ‘Allan Asy-Syafi’i menerangkan, ada seorang sufi berkata : “Ketika diserang rasa malas dan lelah dalam beribadah, aku akan memperhatikan Muhammad bin Wasi’. Dengan melihatnya selama seminggu semangatku kembali pulih.

 - Dale Carnegie dalam bukunya How To Stop Worrying And Start Living hal. 15-33 menjelaskan ada beberapa cara agar jangan lekas lelah dan sedih serta menjaga agar energi tetap besar dan semangat tetap menyala-nyala, “Rest before you get tired; rest is not matter of doing absolutely nothing. Rest is repair. There is so much repair power in a short period of rest that even a five minute nap will help to forestall fatigue, do things in the order of their importance.” Maknanya : “Beristirahatlah Anda sebelum merasa benar-benar lelah. Istirahat bukanlah berarti tidak mengerjakan sesuatu sama sekali. Istirahat berarti memperbaiki. Selama beristirahat, kekuatan badan diperbaiki, disegarkan kembali. Istirahat  selama lima menit pun dapat mencegah terjadinya keletihan. Selain itu, Kerjakanlah lebih dahulu pekerjaan yang lebih penting.”

 - Mencoba untuk rileks atau santai juga dapat menghilangkan uap-uap keletihan yang dapat memacu di dalam tubuh dan pikiran. Imam Abu Nu’aim Al-Ashbahani menjelaskan masalah ini dalam kitabnya Hilyatul Awliya’ jilid 10, hal. 231,

كِفَايَتُكَ تُسَاقُ إِلَيْكَ مُيَسَّرًا مِنْ غَيْرِ تَعَبٍ وَلَا نَصَبٍ وَإِنَّمَا التَّعَبُ فِي الْفُضُول

Maknanya : “Cukup bagi Anda, untuk rileks tanpa lelah dan lesu dalam melakuan sesuatu. Keletihan yang sesungguhnya hanyalah lahir dari sikap berlebih-lebihan.”

 - Mengatasi rasa bosan dengan olahraga yang teratur atau dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dapat menghandel kelelahan-kelelahan akut. Pada akhirnya setiap perbuatan yang baik akan menimbulkan kelelahan yang tidak berbahaya dalam kehidupan. Lelah-lelah yang tidak ada manfaatnya seperti lelah karena berbuat maksiat akan menciptakan kerugian dan penyesalan saja. Intinya biarlah lelah asal lillah.

Ahsanakumullahul hal abadan,
Sang Pecinta Kedamaian : Al-Ustadz Miftahul Chair , S.Hi. MA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Palsu (2) Wanita Di Neraka Selama 70000 Tahun Gara-Gara 1 helai Rambutnya Terlihat Lelaki Yang Bukan Mahramnya

Nabi Adam Menggunakan Bahasa Suryani Tidak Bahasa Arab (Bahasa Pertama Di Dunia)

Sunnah Zikir Tahlil Sambil Menggeleng-Gelengkan Kepala