Tahlilan Wadah Merasakan Wujud Allah

Daily Ceramah : Memberikan ceramah pada pengajian Tauhid di hadapan jama'ah masjid Al-Mukhlishin Jl. Jermal 11, kitab rujukan adalah Al-Iqtishad Fil I'tiqad karya Imam Al-Ghazali Rahimahullah. Terimakasih adinda Surahman SllutersNyum yang mendampingi saya dalam ceramah ini.

Tema : Tahlilan Wadah Merasakan Wujud Allah
Oleh : Al-Ustadz Miftahul Chair Al-Fat, S.Hi. MA.
Genre : Tauhid Islami
Alumni Perbandingan Mazhab & UIN Sumatera Utara

Tema ceramah ini telah saya sampaikan pada umat dan melalui tulisan yang telah saya ceramahkan, dalam doa : "Ya Allah Yang Maha Penyayang, Lenyapkan aliran Syi'ah, Wahabi, HTI, LDII, Gafatar, Imam Mahdi Gadungan dan Ahmadiyah minoritas dan aliran-aliran sesat lainnya yang menyesatkan lagi penuh kekafiran. Sadarkan mereka ya Allah." Kembalikan penduduk Indonesia kami dan seluruh dunia Islam kepada ahlus sunnah wal jama'ah yang berpedoman pada 4 mazhab yakni Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali, serta khususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada mazhab Syafi’i seperti dulu."

Bertahlil atau tahlil merupakan perbuatan mengucapkan laa ilaha illallah sebagai manifestasi penguatan Tauhid yang bisa dilakukan sendiri atau berjamaah baik dengan suara rendah maupun suara yang tinggi sehingga bisa merasakan nuansa sifat nafsiah Allah yang Wajibul Wujud. Menjaga dengan konstan tahlilan maka berarti menjaga The Power Of Tauhid.

Allah Swt berfirman :

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

Maknanya : "Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal." (QS. Muhammad : 19).

Dari ayat di atas berindikasi secara jelas melalui isyarat nash yang ada bahwa mengucapkan kata laa ilaha illallah akan mengampuni dosa-dosa yang imbalan imbalannya dari Allah Swt akan memberikan kemudahan dalam mencari pekerjaan bahkan kemudahan dalam memiliki tempat tinggal.

Tahlilan merupakan bentuk mashdar dari kata hallala-yuhallilu-tahlilan. Di mana mashdar dapat beramal dengan fi'il amr (mashdar li amalil fi'il amr) yang bermakna ayo kita atau mari kita. Maka ketika kata tahlilan diucapkan maka artinya "ayo kita bertahlil". Mengapa kita bertahlil? Karena dalam hadits Rasulullah Saw yang telah disebutkan bahwa bertahlil atau mengucapkan laa ilaha illallah merupakan sedekah.

Jika ada yang menentang tahlil maka Imam Al-Ghazali Rahimahullah telah menggunakan madarik (perangkat) yang baik dalam mengenal Allah Swt dalam kitabnya Al-Iqtishad Fil I'tiqad hal. 85,

أن يكون أصل مثبتا بقياس آخر يستند بدرجة واحدة أو درجات كثيرة إما الحسيات أو العقليات أو المتواترات

Maknanya : "Dasar sesuatu itu ditetapkan secara permanen dengan analogi yang berbeda yang disandarkan pada satu level tertentu dengan level-level yang banyak baik dibuktikan dengan cara penginderaan, dalil-dalil akal yang relevan atau dengan metode historikal (kesinambungan)."

Dalam metode aqliy seseorang yang mengaku bertuhankan Allah namun dia tidak pernah tahlilan bahkan yang lebih tololnya melarang tahlilan maka hal tersebut tertolak karena suatu amaliyah apalagi yang berkenaan dengan tauhid harus direalisasikan, dan salah satu amalan orang-orang yang ahlus Tauhid adalah dengan cara tahlilan. Jadi tidak cukup hanya mengakui bahwa Allah Swt Esa namun harus diimbangi dengan tahlilan sebagai amaliyah untuk mercharge hati agar tetap bertauhid Kepada-Nya.

Dengan metode tawatur atau berkesinambungan secara sejarah, tahlilan bukan hanya berkembang di masa Rasulullah Sayyidina Muhammad Saw saja tapi tahlilan sudah jauh menjadi zikir tradisi yang syar'i sampai dengan sekarang. Terbukti dengan sabda Rasulullah Saw :

  أفضل ما قلت أنا والنبيون من قبلي لا إله إلا الله

Maknanya : "Seutama-utamanya yang aku ucapkan dan ucapan ini juga diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah laa ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah)." (HR. Malik dalam kitabnya Al-Muwaththa' dari Thalhah bin 'Ubaidullah dan Tirmidzi dari 'Amr bin Syu'aib).

Sesuai konteks hadits di atas, bahwa tahlilan merupakan amalan para Nabi sejak dahulu, maka orang yang bertahlil berarti mengikuti para Nabi. Mengikuti Nabi berarti mengikuti jalan yang tercanggih teknologi ketuhanan yang tiada bandingnya di alam semesta ini.

Sendiri dalam tahlilan itu baik apalagi tahlilan dengan cara berjamaah atau beramai-ramai, sebabnya malaikat pun akan bergabung dengan orang yang berzikir, tahlil dan bertahmid, sebuah amalan yang dahsyat yang harus selalu kita terapkan dalam rangka menciptakan kemajuan dan kebaikan pada umat. Rasulullah Sayyidinaa Muhammad Saw bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلَائِكَةً سَيَّارَةً فُضُلًا يَتَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ ، فَإِذَا وَجَدُوا مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ قَعَدُوا مَعَهُمْ ، وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا ، فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ ، قَالَ : فَيَسْأَلُهُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ ؟ فَيَقُولُونَ : جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي الْأَرْضِ يُسَبِّحُونَكَ ، وَيُكَبِّرُونَكَ ، وَيُهَلِّلُونَكَ ، وَيَحْمَدُونَكَ ، وَيَسْأَلُونَكَ

Maknanya :

"Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi mempunyai sejumlah malaikat yang terus berkeliling mencari majelis zikir. Apabila mereka telah menemukan majelis zikir tersebut, maka mereka duduk bergabung dengan menyelimutkan sayap sesama mereka hingga memenuhi ruang antara mereka dan langit yang paling bawah. Apabila majelis zikir itu telah usai maka mereka juga berpisah dan naik ke langit. Rasulullah Saw melanjutkan sabdanya, kemudian Allah Swt bertanya kepada mereka, Dzat Yang Maha Tahu Tentang mereka, kalian datang dari mana? Mereka menjawab, kami datang dari sisi hamba-hamba-Mu di bumi yang selalu bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid dan memohon kepada-Mu." (HR. Muslim No. 4860).

Subhanallah, begitu indah orang yang bertahlil, sampai-sampai para malaikat pun melaporkan amalan manusia yang secara beramai-ramai kepada Allah Swt. Saya pikir, tidak ada makhluk Allah yang paling hebat investigasinya selain dari malaikat. Tidak tanggung-tanggung Allah Swt meridhai dan malaikat pun menjadi saksi manusia di alam semesta ini sebagai reporter Allah yang melacak orang-orang yang berzikir dan bertahlil sebagaimana uraian hadits di atas.

Lebih indah lagi, ketika bertahlil yang memimpin tahlilan mengucapkan laa ilaha illallah yang dilanjutkan hadhirin dan hadhirat dengan hayyun maujud (Allah yang Maha Hidup lagi Maha Ada), hayyun baaq (Allah yang Maha Hidup lagi Maha Kekal), Hayyun Maqshud (Allah Maha Hidup lagi Maha Yang Dituju). Ini merupakan elaborasi spiritual antara tahlilan dengan tawassul dengan Asma'ul Husna. Apalagi puncaknya ketika tahlilan dengan menggunakan gerakan kepala yang merupakan kombinasi kesatuan dalam merasakan wujud Allah Swt. Seputar ini Rasulullah Saw bersabda :

عن أبي سعيد الخدري ، أن رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم قال : " أكثروا ذكر الله حتى يقولوا مجنون " . " هذه صحيفة للمصريين صحيحة الإسناد ، وأبو الهيثم سليمان بن عتبة العتواري من ثقات أهل مصر " .

Maknanya : "Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu bahwa Rasulullah Saw bersabda : "Perbanyaklah membaca laa ilaha illallah sampai orang mengatakan engkau itu gila." (HR. Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak 'ala Shahihain No. 717, ia berkata bahwa lembar halaman hadits ini berasal dari para Ulama di Mesir dengan sanadnya yang shahih. Abul Haitsam merupakan ulama hadits Mesir yang tsiqah).

Semoga bermanfaat,
Ahsanakumullahul hal abadan,
Sang Pecinta Kedamaian : Al-Ustadz H.  Miftahul Chair, S.Hi. MA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Palsu (2) Wanita Di Neraka Selama 70000 Tahun Gara-Gara 1 helai Rambutnya Terlihat Lelaki Yang Bukan Mahramnya

Nabi Adam Menggunakan Bahasa Suryani Tidak Bahasa Arab (Bahasa Pertama Di Dunia)

Sunnah Zikir Tahlil Sambil Menggeleng-Gelengkan Kepala