Melestarikan Rebo Wekasan

Melestarikan Rebo Wekasan

Oleh : Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA
Genre : Fikih Budaya

Kembali pertanyaan datang dari jemaah saya. Dia bertanya: Ustadz Miftah yang baik, bagaimana menurut ustadz tentang ritual Rebo Wekasan yang ada di tanah Jawa?

Saya Jawab :

Saya sampaikan kepadanya, Rebo Wekasan jika dilaksanakan sangat baik sekali, karena Rebo Wekasan itu ritual ibadah yang dikhususkan pada hari Rabu terakhir bulan Shafar yang di dalamnya ada sedekah tolak bala', solat hajat, berdoa bersama, dan silaturahmi. Rebo Wekasan ini populer di tanah Jawa, di Sumatera Utara khususnya Medan kurang populer. Hari ini adalah jatuh Rebo Wekasan itu, saya ingin bersedekah.

Rebo Wekasan merupakan upaya untuk mentradisikan ajaran agama seperti sedekah. Saya sangat meyakini bahwa sedekah itu dapat menolak bala', nasib apes atau ketiban sial. Sebagaimana sabda Rasulullah Sayyidina Muhammad Saw,

باكروا بالصدقة فإن البلاء لا يتخطّاها

Maknanya : "Segeralah bersedekah karena bala' tidak dapat melangkahinya." (HR. Thabrani dari 'Ali bin Abi Thalib).

Manfaat sedekah dalam banyak hadits selain tolak bala'; mencegah kematian yang buruk (suu'ul khatimah), sembuh dari penyakit, memadamkan murka Tuhan, menghilangkan 70 pintu kesialan bahkan harta tak berkurang karena rajin bersedekah.

Di dalam kitab Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Hajjaj Imam An-Nawawi Rahimahullah menerangkan,

قوله صلى الله عليه وسلم: «ما نقصت صدقة من مال» : ذكروا فيه وجهين: أحدهما: معناه أنه يبارك فيه و يدفع عنه المضرّات
Maknanya : "Sabda Rasulullah Saw bahwa tidak akan berkurang harta karena bersedekah, para ulama menyebutkan ada 2 keterangan,

1. Maknanya diberkahi hartanya
2. Dihilangkan segala mudharat atau bala darinya.

Jika sedekah itu dikhususkan pada hari Rabu akhir bulan Shafar tentunya tidak ada yang menyalahi agama. Karena melaksanakan ibadah yang sifatnya sunnah semata, kita bebas memilih waktu kapan pun. Misalnya kita ingin mengkhususkan baca surat Al-Kautsar setiap hari kamis tidak ada masalah, bersedekah setiap bulan februari juga tidak ada masalah. Karena Rasulullah dalam beberapa hadits pernah setiap hari sabtu mengkhususkan untuk ke masjid Quba.

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya Fathul Baari jilid 3, hal. 69 telah menjelaskan,

وَفِيْ هَذَا الْحَدِيْثِ عَلىَ اخْتِلاَفِ طُرُقِهِ دَلاَلَةٌ عَلىَ جَوَازِ تَخْصِيْصِ بَعْضِ اْلأَيَّامِ بِبَعْضِ اْلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَالْمُدَاوَمَةِ عَلىَ ذَلِكَ
Maknanya : “Dalam hadits (di mana Rasulullah Saw mengkhususkan waktu ibadahnya) pada jalur-jalurnya yang berbeda, mengandung dalil bolehnya mengkhususkan sebagian hari, untuk melaksanakan sebagian amal saleh dan melakukannya secara rutin (terus menerus).”

Adapun mengenai solat hajat merupakan anjuran Rasulullah Saw jika kita memiliki keinginan yang ingin terlaksana. Silaturahmi dan doa bersama merupakan hal-hal yang baik untuk dikerjakan.

Saya tutup tulisan berikut dengan sebuah kaidah fiqh yang disebutkan Imam As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Asybah Wan Nadzha'ir,

ما كان اكثر فعلا كان اكثر فضلا

Maknanya : "Makin banyak sesuatu itu dikerjakan makin banyak pula pahalanya."

#Rebowekasan #motivasi #ustadzmiftahcool #sangpecintakedamian #ceramah

Sang Pecinta Kedamaian : Ustadz Miftah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Palsu (2) Wanita Di Neraka Selama 70000 Tahun Gara-Gara 1 helai Rambutnya Terlihat Lelaki Yang Bukan Mahramnya

Nabi Adam Menggunakan Bahasa Suryani Tidak Bahasa Arab (Bahasa Pertama Di Dunia)

Sunnah Zikir Tahlil Sambil Menggeleng-Gelengkan Kepala