Kiat Meraih Shalat Yang Khusyu

Kiat Meraih Shalat Yang Khusyu'

Oleh : Al-Ustadz Miftahul Chair Evans, S.Hi. MA
Genre : Motivasi Hati

Dengan Menyebut Nama Allah Swt yang Maha Pengampun atas segala Dosa yang melekat dalam jiwa dan raga. Shalawat dan Salam buat Rasulullah Muhammad Saw Sang Pemimpin umat yang tak lelah mendoakan umatnya dari dunia hingga akhirat.

Kenyataan bahwa manusia membutuhkan Allah Swt, tak dapat disangkal lagi. Rasa butuh yang mengkristal di dalam dada itulah yang membuat manusia mampu memaknai hidupnya dalam melangkah menuju Ridho-Nya. Ada banyak perbendaharaan aktifitas Ibadah di setiap denyut kehidupan manusia. Ibadah yang sangat frontal menuju kedekatan yang sempurna dengan Allah Swt adalah Sholat, berikut syarat dan rukunnya yang begitu sistematis dan mengasyikkan bagi yang menghayatinya tanpa ada keterpaksaan. Bagi yang merasakan Shalat begitu terasa dalam kesehariannya, maka shalat seseorang seperti ini merupakan pengejawantahan makna shalat secara hakikat yang mengarah pada perasaan khusyu' yang mengerumuni ruh. Allah Swt telah mengingatkan dalam QS. Al-Baqarah: 45,

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Maknanya : "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'."

Untuk lebih menyelami arti shalat yang sesungguhnya, sangat perlu tentunya untuk mendefenisikan shalat supaya bertambah mantap dengan perintah Allah Swt ini. Dalam lingkungan Mazhab Syafi'i, Imam Nawawi Al-Syafi'i Rahimahullah (631-676 H) mengemukakan,

اَلصَّلاَةُ  فِى  الُّلغَةِ  الدُّعَاءُ  وَ  سُمِّيَتِ  الصَّلاَةُ  الشَّرْعِيَّةُ  صَلاَةً  لاِشْتِمَالِهَا  عَلَيْهِ  هَذَا هُوَ  الصَّحِيْحُ

Maknanya : "Shalat menurut bahasa adalah do'a. Dinamakan Shalat secara Syar'i karena kata Shalat itu sendiri mempunyai cakupan makna yang luas (termasuk di dalamnya do'a) dan ini tampaknya defenisi yang tepat."

Dari defenisi di atas dapatlah diresapi bahwa Shalat merupakan perintah Allah Swt yang kemaslahatannya untuk manusia itu sendiri, karena memang setiap perintah itu menguntungkan tanpa merugikan setiap hamba. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Imam Al-Ghazali Al-Syafi'i Rahimahullah (450-505 H) dalam kitab Ushul fiqhnya Al-Mustashfâ,

فَلَيْسَ  مِنْ  ضَرُوْرَةِ  كُلّ أَمْرٍ  أَنْ  يَكُوْنَ  وَاجِبَ  الطَّاعَةِ  بَلِ  الطَّاعَةُ  لاَ  تَجِبُ  اِلاَّ  ِللهِ تَعَالىَ

Maknanya : "Setiap perintah yang mewajibkan padanya taat pada dasarnya tidaklah mengandung suatu bahaya apapun karena memang kewajiban taat itu hanya kepada Allah Swt semata."

Dengan kata lain, tidaklah mungkin Allah Swt memerintahkan manusia diluar kesanggupannya apalagi membahayakan jiwa dan raga manusia itu sendiri.

Sementara jika ditelusuri makna Khusyu', menurut Imam Al-Baghawi Al-Syafi'i Rahimahullah,

اَلْخُشُوْعُ فِى الصَّلاَةِ جَمْعُ الْهِمَّة ِوَ اْلاِعْتِرَاضُ عَمَّا سِوَاهَا وَ التَّدَبُّرُ فِيْهَا يَجْرِى عَلَى لِسَانِهِ مِنْ قِرَاءَةِ وَ الذِّكْرِ

Maknanya : "Khusyu' dalam Shalat adalah berhimpunnya keinginan yang kuat dan berpaling dari hal-hal yang dapat merusakkan Shalat serta penghayatan yang mengarah pada lisan dalam setiap bacaan maupun zikir ketika pelaksanaan shalat itu dimulai."

Oleh karena itu, semua Ibadah yang dilandasi atas mencari keridhoan Allah Swt, akan menghantarkan manusia pada titik klimaks konsentrasi total terutama Shalat. Ada beberapa tips yang dapat ditawarkan agar nuansa shalat kian hari kian saat semakin menyentuh sendi-sendi kalbu bagi penikmatnya sehingga shalat bukan hanya sekedar kewajiban akan tetapi menjadi hobi karena dibingkai dengan kekhusyu'an yang paripurna.

Adapun kiat-kiat untuk meraih kekhusyu'an shalat, di antaranya :

1. اسباغ الوضوء (Isbagh Al-Wudhu') Menyempurnakan Wudhu'.

Sebelum pelaksanaan shalat itu dimulai. Maka berwudhu' adalah sarana penunjang yang penting untuk mendekatkan diri pada Allah Swt. Kesempurnaan wudhu' menjadi patokan dasar untuk kesempurnaan shalat lantaran keutamaan wudhu' amatlah besar, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Saw dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

   عَنْ أَبْيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلعم قَالَ أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلىَ مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا وَ يَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ قَالُوْا بَلَي يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ اِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ عَلَى الْمَكَارِهِ

Maknanya : "Dari Abu Hurairah ra Bahwa Rasulullah Saw bersabda: Maukah kamu sekalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus segala kesalahan dan mengangkat derajatmu? Para sahabat menjawab: Tentu mau ya Rasulullah. Kemudian Rasulullah bersabda lagi: Menyempurnakan wudhu' dalam situasi yang sesulit apapun." (HR. Muslim bab Fadhli Isbaghil Wudhu' No. 369).

Dengan menghayati fadhilah wudhu', pelaksanaan shalat semakin bermakna. Kekhusyu'an pun lambat laun akan dapat diraih secara bertahap.

2.    قراءة  سورة الناس (Qira'ah surah an-Nas) Membaca Surat An-Nas.

Imam Al-Ghazali Al-Syafi'i menjelaskan  tentang hal ini,

اِسْتَوِ قَائِمًاثُمَّ اقْرَاْ (قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ) تَحَصُّنًا بِهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Maknanya : "Membaca Surah An-Nâs sebelum takbir dapat menjadi benteng pertahanan diri dari gangguan setan yang terkutuk."

3. احضار القلب  (Ihdhâr Al-Qalb) Menghadirkan hati.

Pusat konsentrasi yang menimbulkan efek khusyu' letaknya ada pada hati manusia. Fase fokus pada shalat menjadi sarat penghantar. Konsentrasikan jiwa ke Allah Swt dengan kesungguhan mengikuti arahan dari Imam Al-Ghazali sebagai berikut,

اَحْضِرْ قَلْبَكَ وَ فَرِّغْهُ مِنَ الْوَسْوَاسِ وَ انْظُرْ بَيْنَ يَدَيِ مَنْ تَقَوَّمَ وَ مَنْ تَنَاجَى وَ اسْتَحِ أَن تُنَاجِىَ مَوْلاَكَ بِْقَلْبٍ غَافِلٍ وَ صَدْرِ مَحْشُوْنٍ بِوَسْوَاسِ الدُّنْيَا وَ خَبَائِثَ الشَّهَوَاتِ

Maknanya : "Untuk menghadirkan hati kepada Allah Swt dalam setiap gerakan shalat dengan diimbangi pengosongan dari perasaan was-was, serta merta merasakan keagungan Allah Swt sembari merasa malu jika menghadap Allah Swt dengan hati yang lalai atau karena dipengaruhi dengan was-was dunia serta kotoran-kotoran Syahwat."

Begitulah yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali Al-Syafi'i dengan penuh kesadaran ruhaniah yang luar biasa yang Allah Swt anugerahkan buat Al-Ghazali Radhiyallahu 'anhu
.
4. تلفظ با لنية قبيل التكبير (Talaffuz Bi An-Niyah Qubail At-Takbir) Melafazkan niat sebelum takbir.

Melafazkan niat dapat memberikan efek segar pada hati lantaran lafaz sangat membantu dalam memposisikan hati menuju markas konsentrasi, hal ini pernah diutarakan oleh Syaikh Khatib Al-Syarbaini Al-Syafi'i (Wafat 997 H) dalam Kitab Mughni Al-Muhtaj-nya, sebuah kitab fiqh Mazhab Syafi'i yang terkenal, yakni :

وَ يُنْدَبُ النُّطْق بِا الْمَنْوِىِّ قُبَيْلَ التَّكْبِيْرِ لِيُسَاعِدَ اللِّسَانُ الْقَلْبَ و ِلاَ نَّهُ أَبْعَدَ عَنِ الْوَسْوَسِ

Maknanya  : "Dan Sunnah mengucapkan apa yang diniatkan sesaat sebelum takbir supaya lidah menolong niat masuk kedalam hati dan juga untuk menjauhkan dari was-was."

Memang diakui Ulama-ulama fiqh, baik Mutaqaddimin dan Mutaakhkhirin, bahwa untuk melakukan Muqaranah Haqiqiyah (memasukkan niat serempak ke dalam hati) sangatlah sulit, kalau shalat itu tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak dibantu dengan membaca lafaz niat dengan Ushalli sebelum takbir .
Logikanya begini, jika seseorang menghitung dengan suara hati kemungkinan bisa konsentrasi. Namun jika ditambah lewat pelafazan niat tersebut, tentunya akan menambah kemantapan hati yang optimal. Na'udzu billah! Banyak umat Islam yang masih lemah keyakinannya pada Allah Swt. Badannya di mesjid tetapi hatinya kelayapan di Supermarket, Carefour, bahkan bioskop.

5. ذوق صلاة الأخرة (Dzauq shalat Al-âkhirah)Merasakan bahwa itu shalat yang terakhir.

Nabi Muhammad dalam sabdanya menyatakan bahwa,

وَ اِذَا صَلَّيْتَ فَصَلِّ صَلاَةَ مُوَدِّعٍ

Maknanya : "Dan apabila kamu tunaikan shalat maka shalatlah laksana shalat orang yang hendak berpisah." (HR. Thabrani dalam Al-Mu'jamul Kabir No. 5459).

Imam Al-Ghazali Al-Syafi'i dalam Ihya'-nya menyebutkan penafsiran kata (مُوَدِّعٌ),

مُوَدِّعٌ لِنَفْسِهِ مُوَدِّع ٌلِهَوَاهِ مُوَدِّعٌ لِعُمْرِهِ سَائِرٌ اِلىَ مَوْلاَهِ

Maknanya : "Mengkombinasi keseluruhan dengan berpisahnya diri, hawa nafsu dan umur menuju pada Allah Swt."

Rasa yang terkait dengan perpisahan inilah yang mendatangkan kekhusyu'an, termasuk ingat mati mampu menenggelamkan seseorang dalam lautan kekhusyuan yang melezatkan. Pada tips ke lima ini seseorang sudah benar-benar merasakan wisata rohaninya bersama Allah Swt.

6.  ملاحظة الى محل السجود(Mulahazhah ila mahal al-Sujûd) Sangat Memperhatikan tempat sujudnya.

Rasulullah Saw bersabda :

أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَّبِّهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ هُوَ سَاجِدٌ

Maknanya : " Allah 'Azza wa Jalla paling dekat pada hambanya ketika hamba itu sujud." (HR. Muslim bab Maa Yuqalu Fir Ruku' Was Sujud No. 744).

Secara khusus sujud itu merupakan sikap penghambaan total karena sama sejajarnya kepala dan ke dua kaki dan ini sangat disukai Allah Swt. Dengan pandangan yang mengarah dan bertahan ke arah tempat sujud, dapatlah diyakini mampu menjaga kestabilan batin ketika Shalat.

Manusia mestilah menyadari akan jati dirinya dihadapan Allah.
Ada sebuah kisah yang menarik dari Hujjatul Islam  Imam Al-Ghazali Al-Syafi'i dalam karyanya Mukasyafah Al-Qulûb, diceritakan dari Khalaf bin Ayyub, bahwa ketika dia sedang berdiri menunaikan shalat, tiba-tiba datang lebah dan menyengatnya hingga mengalirkan darah. Tetapi dia tidak merasakannya, sampai Ibnu Sa'id keluar dan memberitahukan hal tersebut, lalu mencuci pakaiannya. Dikatakan padanya: "Anda disengat lebah hingga mengalirkan darah, tapi anda tidak merasakan apa-apa. Dia berkata: "Apakah hal yang seperti itu terasa bagi orang yang sedang berdiri di hadapan Tuhan Yang Maha perkasa, sementara malaikat maut berada di tengkuknya, neraka di sebelah kirinya dan Shirat al-Mustaqim berada di bawah kakinya.

Almarhum guru penulis DR. H. Lahmuddin Nasution, M.Ag Rahimahullah menyatakan "Sesungguhnya kekhusyu'an di dalam Ibadah shalat adalah hal yang amat penting diperhatikan. Berdasarkan dalil-dalil terkait , para Ulama telah mengemukakan bahwa kekhusyu'an sangat mempengaruhi nilai shalat. Akan tetapi, sepanjang kajian fiqh, kekhusyu'an tidaklah dimasukkan sebagai syarat bagi sahnya shalat. Tingkat kekhusyu'an itu diakui akan mempengaruhi besarnya pahala yang akan diterima atas shalat tersebut."

Dalam hal ini, marilah mengkhusyu'kan kalbu agar tersentuh makna batin dari ritual shalat. Jauhi hal-hal seperti; Ketergesa-gesaan, tidak thama'ninah, mengkhayal, sering mengakhirkan waktu-waktu shalat, bolong-bolong shalatnya dan lain-lain yang dapat merubuhkan pertahanan batin untuk berkonsentrasi.

Rasulullah Saw bersabda,

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِيْ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ  يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟قَالَ لاَ يُتِمُّ رُكُوْعَهَا وَ لاَ سُجُوْدَهَا

Maknanya : "Sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya, sahabat bertanya: Ya Rasul bagaimana orang itu mencuri dalam shalatnya? Beliau menjawab: Orang yang tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya." (HR. Ahmad No. 11106).

Solat yang penuh konsentrasi akan membuat tenaga-tenaga ajaib yang dapat mencairkan dana apapun secara halal. Anda tidak akan pernah miskin malah uang Anda akan terus bertambah dan bertambah karena sayangnya Allah kepada Anda berkat solat yang Anda kerjakan secara istiqomah menghadirkan hati Anda kepada-Nya.

Imam Al-Ghazali Radhiyallahu 'Anhu dalam kitabnya Ihya Ulumiddin jilid I hal. 270 menyatakan :

اعلم أن الخشوع ثمرة الإيمان ونتيجة اليقين الحاصل بجلال الله عز وجل

"Ketahuilah bahwa kekhusyu'an dalam solat merupakan buah manis dari keimanan dan kualitas keyakinan yang menghubungkan diri Anda dengan keagungan dan kebesaran Allah Swt."

Solat yang baik dan perfectionis inilah yang menghidupkan nur ma'rifat yang ada di dalam jiwa. Jika Anda berhasil mendapatkan nur ini maka dunia akan bertekuk lutut dan takluk di bawah kendali Anda.

Kata Napolion Hill dalam bukunya Think & Grow Rich hal. 151 menyatakan :

"The impetus of Great Mohamed was three-fold : The power of words, efficacy of prayer and men kinship with God."

"Dorongan kesuksesan dakwah Rasulullah tidak terlepas dari ketiga hal berikut : Kekuatan kata-kata, manfaat kekhusyu'an dalam solat dan hubungan yang intens antara manusia dengan Tuhan."

Ini sebuah pernyataan yang sangat menggembirakan dari seorang motivator dunia yang bukunya terjual 60 juta copy Napolion Hill walaupun dia seorang kristen tapi dia memuji dan mengakui keberhasilan dan sumber kekayaan Rasulullah Muhammad Saw di antaranya karena kedahsyatan solat yang khusyu'.

Penutup,
1. Kekhusyukan itu bukanlah karena usaha manusia semata. Tapi kekhusyukan adalah anugerah Allah juga. kalau hari ini Anda belum bisa khusyu', tetap teruskan perjuangan. Karena setiap kesungguhan kita kepada Allah Swt akan menjadi tempat dan penilaian sendiri di hadapan-Nya.
2. Kekhusyu'an dalam solat sejatinya akan menambah produktifitas kita dalam bekerja agar lebih fokus dan optimal dalam berkarya.

Demikianlah pembahasan pada kesempatan yang mulia ini, Allah Swt berfirman QS. Al-Mu'minûn : 1-2,

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذينَ هُمْ في‏ صَلاتِهِمْ خاشِعُونَ

Maknanya : "Sungguh beruntung orang yang beriman itu, yaitu orang yang selalu khusyu' dalam shalatnya."

Akhirnya, senyuman simpul periang gelak di dalam diri, menyadarkan diri akan menyanjung dan memuji Allah Swt Yang Maha Suci lagi Maha Memberi. Buat  Rasulullah Muhammad Saw yang namanya senantiasi terpatri, shalawat dan salam yang abadi, Shalawat dan Salam buat Baginda Nabi sang kekasih hati.


Semoga Allah Swt mengampuni saya dan semua sahabat-sahabat FB ya. Allah Swt mencintai kalian semua. Ayo solat yang khusyuk yuk. Ghafarallahu lii wa lakum

Sang Pecinta Kedamaian : Al-Ustadz Miftahul Chair, SHi. MA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Palsu (2) Wanita Di Neraka Selama 70000 Tahun Gara-Gara 1 helai Rambutnya Terlihat Lelaki Yang Bukan Mahramnya

Nabi Adam Menggunakan Bahasa Suryani Tidak Bahasa Arab (Bahasa Pertama Di Dunia)

Sunnah Zikir Tahlil Sambil Menggeleng-Gelengkan Kepala