Beruntung Orang Yang Memelihara Burung

Beruntung Orang Yang Memelihara Burung

Oleh : Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA
Genre : Fikih Alam

Seorang Jemaah saya bertanya, Ustadz apakah keuntungan memelihara burung dalam sangkar itu?

Saya Jawab :

Tentu burung-burung itu memiliki manfaat atau pun pasti beruntung orang-orang yang memeliharanya baik yang dibiarkan bebas atau yang berada dalam sangkar.

Apa keuntungan memelihara burung ini, baik mari kita ikuti kajian ini dengan seksama :

1. Memelihara burung berarti sudah mengikuti trend sunnatullah. Karena burung-burung memang diperuntukkan untuk manusia, sebagaimana dalam firman-Nya :

Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. masing-masingnya amat taat kepada Allah. [Surah 38 Shaad: 19] 

Orang yang memelihara burung secara psikologis maka jiwa seseorang itu akan menjadi taat, menjadi baik karena manusia akan semakin dekat dengan Tuhan. Burung hanyalah sarana yang membuat manusia akan semakin ingat kekuasaan Tuhannya lalu menjadi insan yang taat karena Tuhan sudah menggaransi dalam ayat di atas bahwa burung itu makhluk yang taat kepada Tuhan.

Nah sudah dipastikan orang yang taat kepada Tuhannya pastilah ia menjadi manusia yang beruntung dalam segala hal. Misalnya : Membuang sial, mencegah bencana, selalu mujur dalam hidup. Saya perhatikan orang-orang yang suka memelihara burung mereka itu mendapatkan keberuntungan itu.

Bahkan bisa dikatakan orang yang taat salah satunya ditandai ada burung di rumahnya.

2. Burung dapat dijadikan teman bermain, yang memberikan kebahagiaan dan hiburan bagi manusia.

Anas bin Malik menceritakan,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا، وَكَانَ لِي أَخٌ يُقَالُ لَهُ أَبُو عُمَيْرٍ – قَالَ: أَحْسِبُهُ – فَطِيمًا، وَكَانَ إِذَا جَاءَ قَالَ: «يَا أَبَا عُمَيْرٍ، مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ» نُغَرٌ كَانَ يَلْعَبُ بِهِ

Nabi Saw adalah manusia yang paling baik akhlaknya. Saya memiliki seorang adik lelaki, namanya Abu Umair. Usianya mendekati usia baru disapih. Apabila Rasulullah Saw datang, beliau memanggil, ‘Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan oleh Nughair?’ Nughair adalah burung kecil cantik berparuh merah, Abu Umair bermain dengan burung tersebut." (HR. Bukhari 6203, Muslim 2150, dan yang lainnya).

Dari keterangan hadits di atas, Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani Rahimahullah dalam kitabnya Fathul Bari menyatakan,

جواز إمساك الطير في القفص ونحوه

Maknanya : "Bolehnya memelihara burung dalam sangkar dan hewan yang lainnya.”

Orang yang senantiasa bergembira maka akan selalu mencari cara untuk membahagiakan hatinya. Salah satu kebahagiaan itu ketika bermain riang bersama burung yang dipelihara, orang yang bergembira maka nasibnya selalu mujur. Anas mengatakan, Rasulullah Saw sangat baik sekali, artinya beliau tidak melarang adiknya untuk memelihara burung bahkan Rasulullah Saw sampai hapal dengan nama burung kesayangan Abu Umair itu.

3. Burung-burung apalagi khususnya yang berkicau memiliki estetika atau nilai keindahan yang tinggi. Karena burung-burung itu memiliki ragam jenis yang luar biasa banyak, bulu-bulu yang indah menyegarkan pandangan mata serta suaranya yang begitu khas melantunkan kicauan yang merdu dan syahdu.

Tentunya untuk merasakan keindahan burung-burung itu, manusia harus mendekat sedekat-sedekatnya ke burung tersebut, yakni dengan cara memeliharanya di dalam sangkar. Karena hewan-hewan tersebut tidak akan bernilai apa-apa jika mereka terbang bebas.

Sebaliknya kicauan burung itu akan terasa melekat di telinga bagi pemeliharanya. Ini sudah menjadi hukum Tuhan, hewan-hewan itu ada yang dimakan, ada yang dimanfaatkan bulu-bulunya, bahkan ada yang dipelihara untuk merasakan keindahannya yang puncaknya merasakan keindahan Allah seperti burung.

Allah Swt berfirman :

وَالأَنْعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ. وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ.

Maknanya : "Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan." (QS. An-Nahl: 5-6).

Orang-orang yang senantiasa akrab atau dekat dengan keindahan maka orang tersebut orang yang beruntung.

4. Kicauan burung adalah tasbih-tasbih atau irama Tuhan yang mendendangkan kedamaian.

Oleh sebab itu, orang-orang yang dekat dengan burung, memeliharanya, saban hari mendengarkan kicauannya maka orang-orang tersebut hatinya menjadi lembut, seperti virus maka kedamaian akan menyelubunginya.

Seperti suasana desa yang damai, rumah orang yang memelihara burung di dalamnya seolah-olah memindahkan situasi desa yang asri, damai dan permai ke rumahnya. Dan orang yang beruntung itu hatinya lembut dan jiwanya damai.

Allah Swt berfirman :

Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan. [Surah 24 An-Nuur: 41].

5. Orang-orang yang memelihara burung tergolong orang yang smart. Mengapa? Dia menggunakan akalnya dengan baik. Manusia jadi bisa membedakan mana burung yang tidak bisa dipelihara di sangkar dan mana burung yang jinak dengan memeliharanya di sangkar.

Dari sisi pula manusia mampu membayar dengan harga tinggi burung-burung yang berkualitas dan tidak sedikit gara-gara burung seseorang menjadi kaya raya. Inilah keberuntungan itu.

Dari burunglah manusia terinspirasi membuat kapal terbang. Inilah keberuntungan itu.

6. Memelihara burung termasuk di dalamnya menjaga burung tersebut dari ancaman dunia luar yang ganas sekaligus bersedekah kepada burung itu.

Rasulullah Sayyidina Muhammad Saw bersabda :

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا, أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيْمَة ٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

Maknanya : “Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian pohon/ tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Bukhari No. 2321).

Di masa kini tentunya tidaklah setiap orang memiliki tanaman atau padi yang bisa disedekahkan. Maka memelihara burung merupakan jalan qiyas untuk bisa terus-menerus bersedekah dengan burung tersebut. Disebutkan oleh Rasulullah Saw secara khusus kata "burung" dalam hadits tersebut artinya ada nilai lebih atau harga yang tinggi padanya.

Memelihara burung jadi bisa menguntungkan karena pada akhirnya bisa terus-menerus dan bolak-balik bersedekah kepadanya. Orang yang bersedekah akan meningkat hartanya, kesehatannya maupun karirnya. Inilah keberuntungan itu.

Namun mesti diingat jangan sampai memeliharanya saja tapi tidak dipenuhi kebutuhannya.

As-Syarwani dalam kitabnya Hasyiah As-Syarwani mengatakan,

وسئل القفال عن حبس الطيور في أقفاص لسماع أصواتها وغير ذلك فأجاب بالجواز إذا تعهدها مالكُها بما تحتاج إليه لأنها كالبهيمة تُربط

Maknanya : ”Imam Al-Qaffal ditanya tentang hukum memelihara burung dalam sangkar, supaya kicauannya dapat didengar atau untuk tujuan-tujuan lain. Ia menjawab, itu dibolehkan selama pemiliknya memperhatikan kebutuhan burung itu, karena hukumnya sama dengan binatang ternak yang diikat.”

Bagi yang memelihara burung. Saya sampaikan selamat buat keberuntungan Anda.

Sang Pecinta Kedamaian : Ustadz Miftah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Palsu (2) Wanita Di Neraka Selama 70000 Tahun Gara-Gara 1 helai Rambutnya Terlihat Lelaki Yang Bukan Mahramnya

Nabi Adam Menggunakan Bahasa Suryani Tidak Bahasa Arab (Bahasa Pertama Di Dunia)

Sunnah Zikir Tahlil Sambil Menggeleng-Gelengkan Kepala