Hikmah & Esensial Pacaran Sehat
Hikmah & Esensial Pacar
Oleh : Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA
Saya Miftahul Chair Al-Fat, S.Hi, MA; Melalui perenungan yang mendalam dan free su'uzhan. Ada beberapa manfaat pacaran jika disikapi secara benar, bertanggung jawab dan jauh dari lingkaran syahwat yang tiada ujungnya.
"Kebersamaan dengan orang yang dicintai itu asyik, tidak mesti harus menikah dulu namun tetap harus menjaga kehormatan diri masing-masing. Pacaran adalah mukaddimah pernikahan, kita bisa tahu bagaimana alur keluarga yang akan menjadi pendamping hidup kita, kita bisa menerima kelebihannya dan siap memaklumi kekurangannya.
Sering sekali akibat tidak mau pacaran, khusus si cewek mendapat suami yang keluarganya ahli maksiat, suami ternyata belagak sok alim ternyata pemakek Narkoba, ngakunya masih lajang ternyata sudah punya istri, suaminya biseksual alias doyan laki-laki & perempuan juga, belagak lembut ternyata penyiksa istri. Sangkin pentingnya, pacaran menjadi media yang paling ampuh untuk menyelediki siapa sebenarnya manusia yang akan kita jadikan pasangan hidup."
Mari perhatikan dan camkan manfaat pacaran yang saya kumpulkan dari dalil Alquran dan Nas yang Mu'tabar secara keumuman maksud, sbb:
1. Menjalankan titah Allah selaku insan untuk saling kenal mengenal. Dengan proses ta'aruf ini akan terwujud persahabatan dan cinta kasih yang akan menggaungkan perdamaian (Ash-Shulhu/piece).
2. Menciptakan jaringan sosial silaturahmi yang akan menambah wahana kehidupan manusia. Karena otomatis jika seseorang pacaran, maka akan lebih banyak mengenal dan akrab dengan keluarga, saudara bahkan sahabat-sahabat sang pacar. Dengan demikian silaturahmi yang terjaga baik-sesuai kata bijak dari Rasulullah Saw-Silaturahmi akan mendongkrak relasi penghubung rizki (income) dan meningkatkan kesehatan alias "panjang umur".
3. Pacaran juga menjadi alternatif buat kekosongan jiwa. Kehadiran sang kekasih dapat menjadi keteduhan di kala panasnya emotional dan kehangatan di tengah-tengah salju kehidupan.
4. Motivasi dan support yang penuh semangat lagi optimis dari sang kekasih itu berbeda dengan dorongan semangat dari orang lain. Hal ini wajar karena kekutan cinta biasanya mampu merubah kemalasan, kelemahan, kesedihan dan prilaku yang buruk dari sang pacar karena memang anugerah cinta tersebut bisa saja memaksa ikhlas secara perlahan namun pasti baik bagi si cewek atau cowok untuk menjadi lebih baik dan membina hubungan cinta yang tulus yang memberi semangat dalam aktivitas maupun rutinitas. Terlebih-lebih lagi memotivasi kekasih agar mantap ibadah dan hubungannya dengan Allah Swt.
5. Hubungan yang baik yang dikukuhkan lewat pacaran bisa menjadi mediasi dan wadah tolong menolong yang kompak antara sepasang insan. Misalnya : Membantu keperluannya, mengantarkan kemana arah tujuan dari kekasih, menolong sang kekasih di kala ia memang membutuhkan pertolongan, menyemangatinya di saat ia rapuh.
6. Dengan pacaran seseorang akan terlatih dan tertempa untuk siap belajar menerima segala bentuk kekurangan dan kelebihan orang yang dicintai. Kebiasaan bersama yang wajar dan terarah ini akan menghasilkan pendewasaan diri yang tentunya sangat berguna sebagai bekal di pelaminan kelak untuk mengharungi bahtera rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah sehingga kedepannya tidak menjadi canggung dan menyesal karena keridhoaan dan kerelaan telah tertanam dan tertancap untuk sang pujaan hati.
7. Pacaran merupakan tradisi orang-orang shalih terdahulu untuk menjaga kelestarian cinta. Mereka telah berhasil mengarahkan pacarannya ke arah yang postif. Mereka telah menjaga amanah Allah. Mereka telah kembali menghadap Allah dengan husnul khatimah. Tinggal manusia itu sendiri supaya meneladani generasi-generasi terbaik dahulu.
8. Andai hubungan pacaran harus kandas diperjalanan. Tentunya bukan disikapi dengan kesedihan yang berlarut-larut, frustrasi bahkan bunuh diri. Nau'udzu billah. Tapi arahkan pandangan luas ke depan, bahwa hal itu semata-mata ujian dari Allah Swt dan yakinilah bahwa Allah Swt yang sangat kita cintai ini sedang memberi Hidayah untuk memulihkan situasi dan memilihkan kekasih yang lebih baik lagi karena Allah Maha tahu. Dengan berbekal pengalaman yang menyakitkan itu, kita akan lebih banyak belajar mensyukuri semua keadaan dan bersabar atas segala cobaan sebagai investasi akhirat yang menuai pahala. Pada akhirnya, manusia itu menjadi kuat, tegar dan kokoh untuk menghadapi kehidupan ini. Ingat, hidup pada hakikatnya untuk menjemput kematian, maka jadikan segala sesuatu bernuansa positif dan lakukan yang terbaik hari ini, jangan sia-siakan waktu yang berharga ini karena gak tahu apa kita masih bisa hidup esok hari.
9. Ini sebuah gagasan yang unik dan dahsyat. Kalau diperhatikan dengan seksama. Pacaran itu seperti otak yang menghasilkan fikiran. Jika ia berfikir baik tentang kekasihnya maka ini menjadi energi positif buat hubungannya ke depan. Akan tetapi jika ia berfikir dengan fikiran negatif maka akan terwujud dari apa yang difikirkannya itu. Atas dasar statement ini, hendaklah setiap orang berupaya selalu mengarahkan fikirannya yang positif agar hubungan dengan sang pacar akan terus membaik hari demi hari.
Sejatinya "pacaran" melalui proses empirik banyak memberikan kontribusi yang positif dalam kancah peradaban manusia.
Secara husnuzhan, jika pacaran itu disikapi sebagai rahmat maka akan menghasilkan natijah dan kebaikan yang berdampak pada prospek kehidupan yang bermakna.
Telaah di atas merupakan perenungan saya yang sangat mendalam karena saya telah menjalani hal di atas dengan baik. Jadi apa yang saya torehkan di atas bukanlah sekedar kata-kata tetapi kesemuanya adalah bingkaian pengalaman yang beharga yang saya rumuskan dari hubungan saya dengan kekasih saya dan juga belajar pengalaman dari teman dan sahabat-sahabat saya. Rumusan di atas merupakan hasil dari pengalaman yang dielaborasikan dengan nas Alquran dan hadits.
konsep di atas saya hadirkan dan dedikasikan buat mereka-mereka yang menjaga dan mencintai manusia dengan tulus dan ikhlas. Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat.
Konsep yang saya tawarkan di atas bukan untuk orang awam saja. tetapi sebuah konsep untuk mengembalikan citra buruk dari ajaran islam yang dikenal dengan pacaran atau (ta'aruf shahih).
Coba kita bercermin dari orang-orang shalih terdahulu atau dengan kita lain bagaimana orang tua kita yang dahulunya membina hubungan cinta lewat pacaran. Pastinya mereka akan mengisahkan sebuah pengalaman yang 'arif. Mengenai membonceng saat berpacaran, kontak fisik dengan perempuan memang benar bisa memicu hormon sex baik laki-laki atau wanita yaitu hormon estrogen atau androgen yang pada saat-saat tertentu dapat memicu hormon testosteron karena melihat, perabaan atau situasi-situasi sensual yang mengarahkan libido (syahwat) ke arah lawan jenis tersebut demikian yang saya dapatkan waktu duduk di bangku kelas 2 Mtsn/SMP dalam pelajaran biologi dahulu. Tanpa pacaran seseorang juga bisa merasakan stimulasi atau rangsangan atau juga memberikan rangsangan kepada orang lain baik dengan kekuatan kata-kata, sikap maupun action seseorang.
Kembali lagi dalam batas-batas normal dan wajar seseorang boleh kontak fisik seperti bersalaman (bersalaman adalah masalah khilafiyah di kalangan para ulama, saya lebih memilih mereka yang membolehkan bersalaman seperti Syeikh Yusuf Al-Qardhawi, Prof. DR. Ali Jum'ah membonceng perempuan dengan tujuan yang baik antar sesama lawan jenis. Dengan catatan durasi dari bersalaman itu tidaklah terlalu lama seperti yang dikatakan oleh syeikh Mushtafa Mu'awwadh dalam kitabnya "Ikhtilaful Jinsain". Allah Swt telah menganugerahi manusia untuk bisa mengontrol nafsunya dalam kondisi bagaimanapun ketika manusia itu menjadikan agama sebagai kekuatan spiritual yang Maha Dahsyat itu.
Pacaran atau tidak pacaran itu hanyalah sebuah pilihan hidup yang akan dijalankan. Janganlah karena tidak senang dengan pacaran sehingga anda menghukum pacaran sebagai "biang zina." Karena sejatinya, suka atau tidak suka anda tidak akan pernah bisa menghentikan pacaran itu berjalan langsung di muka bumi. Bukan karena pacaran dilarang tapi memang substansinya karena ada kekuatan cinta yang mendorong manusia untuk terus berinteraksi dengan lawan jenis.
Namun perlu direnungkan, kalau memang pacaran itu membawa mudharat, tentunya kembali kepada individu masing-masing. Seperti membaca Alquran bisa saja menjadi haram kalau dilakukan dalam keadaan junub atau membacanya dengan tujuan menyudutkan pemahaman Alquran sehingga bertendensi negatif, sebagai contoh lagi, haram umat Islam melaksanakan haji, lho kog diharamkan, ya jelas haram kalau haji dilaksanakan di bulan Rajab misalnya.
Begitu pula dengan pacaran, iya menjadi halal ketika membawakan secara Islami. pacaran pun juga bisa jatuh haram jika diarahkan tanpa konsepsi ajaran Islam yang benar. Satu hal ,lihat dalam beberapa kasus-kasus aktual hari ini, beberapa banyak kasus pemerkosaan, pencabulan, penodaan kehormatan kepada perempuan terjadi tidaklah karena pacaran.
Saya melihat karena rapuhnya keimanan dan nilai-nilai keagamaan. Atas dasar itu hendaklah kita berlaku adil dalam menyikapi sesuatu. Kalau memang banyak orang yang mengesampingkan makna pacaran, kan banyak juga orang-orang yang menjalankan pacaran secara Islami termasuk saya sendiri dan teman-teman saya sesama para ustadz.
Saya tegaskan kembali, kalau kita belum puas dengan kenyataan ada pacaran dalam Islam, kembalilah ke awal, apa itu pacaran??? bisa kita lihat defenisinya di kamus besar bahasa Indonesia atau di situs web.
Terakhir, tulisan ini bukan untuk memaksakan kehendak, Imam Syafi'i pernah mengatakan kepada muridnya Rabi' : "Untuk membuat manusia ridho dengan kita itu adalah perkara yang sulit. Maka lakukanlah dan teruskanlah apa yang menurutmu itu mengandung kebaikan seperti yang saya kutip dalam Kitab Al-Muyassar fi Fiqhi Al-Syafi'i oleh Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili. Jadi, tulisan ini hanyalah sebuah upaya untuk merekonstruksi sisi-sisi positif dari sesuatu yang bernama pacaran. Sama halnya dengan kata Islam, Islam di dunia tidak lagi dikenal dengan rahmatan lil 'Alamin tetapi Islam itu teroris, anarkis, kejam dsb. Ini merupakan PR kita umat Islam untuk membersihkan nilai mulia dari pacaran apalagi Islam yang harus kita junjung tinggi. Wacana di atas ditulis dengan kesadaran dan saya yakin banyak manfaat kebaikan yang bisa kita petik tangkai dan buah hikmah dari i'tibar ini. Wallahu A'laam.
Sahabat-sahabatku. Stop mengharamkan pacaran! Pacaran itu adalah ciri-ciri orang yan beriman. Pacaran itu Syar'i.
Jangan cepat keburu mengharamkan pacaran. Terlalu cepat memvonis haramnya pacaran berarti membuat hukum baru. Ancaman bagi orang yang menyatakan keharaman tanpa dalil adalah Allah akan menyengsarakan orang tersebut Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta ‘ini halal dan ini haram’ untuk mengadakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengadakan kebohongan kepada Allah tidaklah beruntung (An-Nahl :116)
Di dalam kitab Tafsir Hada'iqur Ruhi War Raihan, Imam Al-Harari menyatakan Bahwa Ungkapan Nas terkait dengan keumuman lafaznya tersebut. Berarti ayat ini secara umum untuk hal apapun. Jika tidak ada dalil jangan coba-coba mengharamkan. Demikian dalam kitab Ushul Fiqh karya Syeikh M. Khudhari Bek, "Asal segala sesuatu itu adalah mubah sampai ada dalil yang mengharamkan." Pacaran merupakan tradisi hukum Islam yang harus diwariskan dengan pemahaman agama yang benar.
Coba lihat arti pacaran di Web. Arti kata. com :" Teman lawan jenis yg tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih."
Sahabat miftah yang baik, saya pacaran 4 tahun sudah berjalan dan saya melakukan hal yang positif bahkan motivasi hidup untuk berkarya dengan kehadiran orang yang dicintai semakin menambah kedekatan dengan Allah bahkan Income hidup terus mengalir. Teman saya semuanya pacaran dan sekarang sudah menikah hidup bahagia.
Kalo setiap insan mendalami Islam, Nabi pun pacaran dengan Khadijah sesembari berdagang saat itu. Bahkan sebelum menikah dengan Aisyah, Nabi Muhammad sering kerumah Abu Bakar untuk melihat Aisyah karena memang Nabi cinta kepadanya. Hanya saja pacarannya Islami Banget. Demikian pula Nabi Yusuf dengan Zulaikha, Nabi Musa dengan Siti Safura dll masih banyak yang lain.
Sahabat. kalo benci dengan pacaran jangan haramkan hukum halalnya tapi bencilah prilaku individu yang menyalahgunakan makna syar'i pada pacaran yang kita kenal dengan (Ta'aruf Al-'Amiq) dalam Nas Alquran. Stop mengharamkan pacaran!
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Adh-Dha'if Ilallaah,
Al-Ustadz H. Miftahul Chair, S.Hi. MA.
Semua status antum gk ada yg berfaedah,. Dari cadar smpe pacaran, antum hnya menghina syariat dan menjerumuskan seseorang dalam kebinasaan.
BalasHapusHati2, Rasulullah sudah menjelaskn akan adanya dai2 penyeru ke neraka jahanam.
Barang siapa yg berdusta akan atas nama rasulullah silahkan ambil tempat di neraka .ustdz bodoh nin jahil
BalasHapusAnda tidak suka orang yang sedikit sedikit bilang ini haram...itu haram...sementara anda sendiri selalu berkata ini halal...itu halal...itu kan sama saja bro
BalasHapus.....berarti anda mencela diri sendiri.... hampir semua yg dilarang kok semua kamu bilang halal?...tobat kawan...tobat...